Hizbut Tahrir memiliki dua bendera, berwarna putih yang disebut Liwa' dan warga hitam yang disebut Rayah. Mereka mengklaim 2 bendera yang ada tulisan 2 kalimat syahadat itu sebagai bendera Rasulullah Saw
Aksi pamer bendera HTI di wilayah NKRI menimbulkan kegaduhan, fitnah dan memecah belah umat Islam. Bukan hanya NU, Ansor dan Banser, ormas Islam lainnya pembentuk NKRI risih dengan bendera HTI.
Pertama, bahwa bendera tersebut adalah bendera HTI (Hizbut Tahrir Indonesia), sebuah Organisasi yang telah dibubarkan karena mengusung Khilafah di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang telah disepakati para Ulama sebagai bentuk final negara ini.
" Kami diajarkan di Pesantren jika menemukan kertas bertuliskan ayat Al Quran, Hadist Nabi, apalagi Lafdzul Jalalah dijalanan, dan kita khawatir akan terhinakan misalnya di injak-injak, disobek-sobek atau berkumpul dengan barang najis, maka harus diselamatkan dengan cara dibakar sampai tulisan Lafdzul Jalalahnya itu hilang...saya kira begitu juga Lafdzul Jalalah di bendera HTI" Ahmad Jumaili
Mencermati peristiwa pembakaran bendera HTI oleh Anggota Banser di Garut Jawa Barat tanggal 22 Oktober 2018, dengan ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan sikap
GP Ansor dan Banser memang tidak memiliki masalah dengan siapa dan apa saja. Tetapi GP Ansor tidak akan tinggal diam pada siapa dan apa saja yang bertentangan dengan prinsip-prinsip negara Indonesia.
Kiai Said mengritisi Kalimat tauhid yang terdapat di bendera HTI. Lebih lanjut Kiai Said menjelaskan jika dasar hukum menulis Alquran dan kalimat toyyibah di berbagai media selain kitab suci hukumnya makruh, tetapi yang lainnya memandang haram
Polisi menyatakan berdasarkan hasil gelar perkara, penyidik tidak menemukan unsur kesengajaan yang dilakukan dua orang anggota Banser saat membakar bendera HTI.
Tindakan seperti ini dengan sangat mudah menyulut penafsiran dan ambiguitas di masyarakat Islam.
Hadis yang menerangkan warna bendera dan panji Nabi diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud, dan Nasa´i. Bukari sendiri tidak meriwayatkan hadis tentang warna bendera atau panji Nabi
Dalam hal kasus pembakaran bendera HTI di Garut, saat perayaan Hari Santri Nasional 2018, Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, menghimbau kepada masyarakat di Kabupaten Malang agar tidak ikut-ikutan menyoalnya. Jangan mudah diadudomba antar-sesama umat Islam.
Bendera hitam adalah bendera perang, bukan bendera "ummat". Sejak kejadian pembakaran bendera tauhid di Garut beberapa hari lalu
LADUNI.ID, Jakarta - Pihak yang berwajib sudah menyelesaikan polemik terkait pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengimbau para politikus agar tidak memperkeruh suasana dengan melakukan provokasi kepada masyarakat.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama HA Helmy Faishal Zaini menyatakan bahwa ada banyak cara yang bisa digunakan untuk memuliakan kalimat tauhid.
Jangan heran jika HTI menghalalkan segala cara dalam perjuangannya. Syahwat politik mereka di atas rata-rata. Tidak aneh jika HTI membohongi umat pakai bendera tauhid karena mereka sendiri membohongi pengikutnya pakai Sirah Nabawiyah dan Bisyarah Nubuwwah.