Praktik beragama yang mantap dan tidak mudah goyah itu jika didasari oleh ilmu agama yang benar, diperoleh dari sumber yang bisa diperoleh, bukan didasari oleh dugaan dan dorongan hawa nafsu belaka.
Sekarang ini adalah masa orang saling membodohkan dan mendungukan. Apalagi kalau sudah beda pilihan politik. Anehnya, masing-masing pihak berhasil memberi contoh kesalahan dari lawannya sebagai bukti bahwa lawannya dicap bodoh. Akhirnya terlihat sama-sama bodoh.
Laduni.ID, Jakarta Al bulhu adalah orang bodoh urusan dunia karena kekuatan akal tidak bisa mencukupi ilmu-ilmu dunia dan akherat bersamaan dan keduanya adalah ilmu yang saling menafikan,
Menjadi orang bodoh sebenarnya bukanlah aib. Sama dengan menjadi orang miskin, menjadi orang bodoh kadang kala adalah bagian dari skenario takdir yang tak terhindarkan meskipun sudah berusaha dihindari.
Salah satu pandangan menarik di dalam kitab Ihya' Ulumuddin adalah pernyataan Imam Al-Ghazali yang menukil dari Syaikh Kholil bin Ahmad tentang empat golongan manusia.
Suatu hari Abu Nawas berjalan di tengah pasar sambil menengadah melihat ke dalam topinya. Orang banyak perhatikan ulah Abu Nawas itu dengan wajah heran.
Tulisan ini merupakan seri pengantar penulis kitab Syajaratul Ma’arif Tangga Menuju Ihsan, yang ditulis oleh Syaikh Al-‘Izz bin Abdus Salam. Di dalam edisi ini akan dibahas mengenai Buah Ma’rifah dan Faedahnya, serta Bahaya Kebodohan. Selamat membaca.
Ada yang bilang bahwa sombong pada orang yang menyombongkan diri adalah sedekah. Bahkan ada yang mengira bahwa itu adalah Hadis. Sebenarnya perkataan itu bukan Hadis, tapi nasihat ulama yang maknanya bisa dibenarkan apabila dosisnya tepat.
“Rusak-rusaknya dunia, kalau ada orang alim fasik. Tapi, lebih rusak orang bodoh tapi ahli ibadah,” begitulah yang Gus Baha sampaikan dalam suatu pengajian. Beliau menekankan agar orang awam tidak terlalu fanatik dalam beragama, sebab akan berakibat fatal untuk ke depannya.
Dikisahkan, pada suatu kesempatan, Imam Abu Hanifah bertanya kepada Hatim Al-'Asham mengenai cara untuk selamat dari bahaya kehidupan dunia.
Di akhir zaman ini, lebih sulit menemukan orang yang benar-benar cerdas ketimbang orang bodoh
Kebodohan dalam bahasa yunani adalah trela, dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebodohan adalah sifat-sifat bodoh , ketidaktahuan, kekeliruan dan kesalahan.
Syekh Ibnu Ajibah rahimahullah dalam Iqhodz Al-Himam Syarah Al-Hikam, menyebutkan bahwa Ibnu Athoillah as-Sakandari Asy-Syadzili Al-Maliki rahimahullah (1250 - 1309 M) mengatakan :
Slogan Ulama KW, kembali pada Qur'an dan Sunnah sepintas merupakan suatu ajakan yang baik dan benar. Namun di balik slogan tersebut sesungguhnya terdapat jerat-jerat setan yang sangat berbahaya.
Seseorang diwajibkan tabayyun ketika mendengar pernyataan tidak langsung, dalam arti misalnya Anda mendengar bahwa si B berbicara begini dan begitu tetapi Anda tidak mendengarnya langsung, namun melalui penuturan si A.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dungu, bermakna sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh.
Diangkatnya ilmu dan munculnya kebodohan
Diangkatnya ilmu dan munculnya kebodohan
Orang yang menolak perkara orang yang gila dan bodoh, meskipun imam belum mengekangnya
Orang yang menolak perkara orang yang gila dan bodoh, meskipun imam belum mengekangnya
Diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan
Diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan
Diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan
Diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan
Diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan
Diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan