Kenapa kiai cenderung selalu menghindari bab Jihad? Inilah jawaban Gus Baha'...
Prof. Quraisy Syihab berkata "Sulit ditemukan orang yang sangat memahami dan hafal detail-detail Al-Qur'an hingga detail-detail fiqh yang tersirat dalam ayat-ayat Al-Qur'an seperti Pak Baha'
"Itulah sebabnya, baju saya putih tapi kopiah saya hitam." Kenapa demikian?
Kita mendapati satu sejarah bagaimana Abu Hasan berbeda dengan tokoh-tokoh NU, bagaimana pula bedanya Gus Dur dengan Kiai As’ad Syamsul Arifin tentang asas tunggal Pancasila.
Harta benda dan anak adalah mengandung fitnah. Kenapa bias demikian?
Beliau mempuyai ciri khas mengajarkan berislam dengan optismis dan bergembira. Pada sa’at mengajar khususnya kitab Tafsir Jalalain, beliau menerangkan dari berbagai sisi, baik tata bahasa, ushul fiqih, hukum fiqih, sisi tasawuf “hakikat” dan tak lupa hikmah dari ayat tersebut
Barangsiapa ingin membaca Al-Qur'an seperti ketika diturunkan, maka bacalah.sebagaimana bacaan Ibnu Ummi 'Abd (Ibnu Mas'ud). Rasulullah SAW kembali bersabda"Belajarlah baca Al-Qur'an dari empat orang
Gus Baha' menceritakan sebuah kisah agar kita selalu optimis masuk surga tanpa harus menyalahkan dan mengkafirkan.
Gus Baha' menyampaikan bahwa kita diampuni karena Allah banyak ampunannya, bukan karena kita benar.
Ini adalah cerita Gus Baha' tentang bagaimana Nabi berhubungan dengan Allah, Sang Khaliq. Sangat berbeda dengan kita-kita.
Sahabat Nabi mengatakan bahwa Islam di zaman Nabi itu mudah. Tapi di zaman tabi'in malah repot.
“Kenapa anda bisa sekaya ini?” Jawab Abdurrahman, “Aku tidak pernah dagang kecuali dengan cara cash (kontan)”.
Kisah dari Gus Baha’ ini memberikan pelajaran tentang berbagai hal. Baca di sini...
Gus Baha' menjelaskan kenapa kiai suka menghindari bab jihad. Simak di sini...
Fenomena Gus Baha ini menarik. Bukan saja karena materi-materi yang disampaikannya mengena banget di hati. Ia sederhana, dan tidak berapi-api seperti ustadz lelaki kebanyakan. Ia juga sangat pakar di bidang Al-Qur'an berikut kandungannya dan kisah-kisah yang melingkupinya ketika ayat-ayat itu diturunkan.
Selain dikenal sebagai ulama pembela orang awam, Gus Baha juga dikenal sebagai pembela orang biasa, bahkan orang terpinggirkan.
Adapun ayat Al-Qur’an yang disebut Khalifah Harun Al Rasyid saat menegur Ustadz yang kasar tersebut adalah.
Alhamdulillah Gus Baha’ sudah meng-counter dengan menjelaskan maksud Huu..
Saat mengaji Tafsir Jalalain rutinan dipondok beliau, Gus Baha' mengutarakan sebuah alasan mengapa terkadang beliau agak sulit untuk disowani.
Pola hubungan Internasional inilah yang kelak diwariskan secara turun temurun melalui KH. Wahid Hasyim hingga puncak tongkat estafetnya di lanjutkan oleh Gus Dur
Biografi Gus Baha Ulama Nahdlatul Ulama Rembang Jawa Tengah
"Orang fasik pun ada dua macam. Pertama ada yang lugu, ada yang tidak. Orang fasik yang benar-benar lugu, bertanya caranya ingin bertaubat, ia memang ingin taubat. Kalau yang enggak, memang ingin mempersulit,"
Ketika al Quran turun, itu pendengarnya tidak ada yang muslim. Pendengarnya, non muslim.
Nabi Adam diiming-imingi keabadian, sehingga Nabi Adam tertarik makan. Bersama Ibu Hawa, Nabi Adam akhirnya dinyatakan bersalah dan kemudian diturunkan ke bumi
Sekarang itu ada orang yang menyampaikan Islam seolah Islam itu aturannya repot, mengekang dan bahkan terkesan bengis
Gus Baha: Pendakwah Hanya Perantara Bagi Seseorang Untuk Dapat Hidayah, Maka Jangan Memaksa
“Sekarang itu ada orang yang menyampaikan Islam seolah Islam itu aturannya repot, mengekang dan bahkan terkesan bengis”. Pernyataan ini disampaikan Gus Baha’ saat Ngaji Bareng di Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang.
Dewasa ini, marak umat muslim belajar agama. Bahkan ada yang menobatkan dirinya hijrah mengikuti sunah Nabi. Hal itu baik. Namun, yang bermasalah, hijrahnya mereka dengan menggunakan atribut yang dianggap sebagai sunah Nabi.
Isteri Gus Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha' adalah "Neng" dari keluarga pesantren Sidogiri.
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiiun, kabar duka. Ibunda KH Ahmad Bahaudin Noer Salim (Gus Bahas) Ibu Nyai HJ.Yuhanidz Noer Salim, pada Hari Rabu, 15 April 2020, pukul 08.05 WIB
Pada tanggal 12 September 2019. Gus Baha’ mulai ngaji hari pertama di Korea Selatan. Tepatnya di Masjid al-Kholiq Gimcheon Korea.
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa dikenal Gus Baha' merupakan salah satu ulama muda yang populer di Indonesia.
Tulisan ini adalah filosofi hidup menurut Gus Baha', sebagaimana dirangkum Gus Amak Pasuruan.
Ketika Gus Baha mengisi kajian di Baitul Qur’an, Pondok Cabe, Gus Baha kemudian menyampaikan,
Kira-kira begitu dawuh Gus Baha. Ulama besar yang sering ngaji di musalla kecil.
Gus Baha merupakan pribadi yang sangat sederhana meskipun dikelilingi banyak Santri, banyak orang penting yang datang, Beliau tak pernah terlihat menjalani keseharian dengan bergaya, dalam menjalani kehidupannya beliau mempunyai beberapa Filosof Hidup diantaranya
Dari sekian banyak ayat Al-Quran, ada salah satu ayat yang disebut paling istimewa, yakni Ayat Kursi dalam Surat Al-Baqarah, ayat 255. KH Bahauddin Nur Salim atau yang populer dengan panggilan Gus Baha menjelaskan keistimewaan Ayat Kursi.
KH Abdul Ghofur Maimoen menjelaskan bahwa Gus Baha adalah sosok ulama unik jaman ini.
KH. Baha’udin Nursalim (Gus Baha’) menuturkan, perilaku dan watak KH. Abdurrahman Wahid sesungguhnya selaras dengan pandangan dan perilaku KH Hasyim Asy'ari
Seolah-olah, semua orang sekarang memiliki legitimasi untuk berbicara tentang agama. Padahal, agama tidak demikian.
Tidak perlu kita menganggap bahwa iblis adalah makhluk yang hebat, karena kenyataan yang kita lihat dalam kehidupan masih banyak orang shalat.
Dalam sebuah riwayat yang pernah dibaca oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, malaikat adalah makhluk Allah yang juga bisa merasakan lelah.
Suatu saat, ketika Abu Yazid Al-Busthami sedang terdiam, kemudian ada muridnya membaca sebuah ayat ini,
Betapa ruginya orang masuk Islam dan beribadah beribu-ribu hari jika yang egonya hanya mengharapkan masuk surga.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, dalam salah satu ceramahnya menyampaikan bahwa, status lamanya di surga semuanya bukan karena ibadah kita.
Dalam sebuah kesempatan, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (sapaan takdzimnya) menceritakan tentang bagaimana Abdul Muthalin memiliki nalar ketauhidan yang amat kuat. Hal ini terbukti ketika Raja Abrahah akan merobohkan Ka’bah.
Dalam sebuah buku yang berisi tentang pemikiran liberal, terdapat bagian yang menerangkan tentang semua agama itu sama. Benarkah apa yang dikatakan buku itu? Apakah tidak berlebihan jika mengatakan bahwa semua agama itu sama?
Kita patut bersyukur alhamdulillah karena negara Indonesia terdapat banyak ulama dan kiai yang memiliki keahlian di bidang agama dan dokter yang memiliki keahlian di bidang medis.
Kebencian yang lahir dari rata-rata umat Islam terhadap perbuatan maksiat apakah memang murni terlahir dari dirinya sendiri untuk membenci perbuatan itu?
Allah itu Maha Pengampun, Allah itu Maha Pengasih. Jadi, jangan malah terus larut hanya pada ingatan dosa saja.
Beberapa jam terakhir ini, publik diramaikan oleh topik tentang negara Palestina hilang dari Google Maps.
Dalam matan diterangkan bahwa penyembelihan hewan itu harus membaca bismillah. Namun demikian, apakah kata “harus” dalam matan itu berarti tentang sah tidaknya hewan kurban yang kita sembelih?
Dalam sebuah ceramahnya, KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (sapaan takdzimnya) pernah berpesan agar jadilah dermawan sejak masih miskin.
NU itu terlalu banyak pengajian umum. Tradisi ngaji (kitab) mulai hilang. Itu lampu merah. Orang kaya suka ulama. Suka kiai. Tapi maunya ngatur ulama, tidak mau diatur ulama.
Biografi Gus Baha Ulama Nahdlatul Ulama Rembang Jawa Tengah
Gus Baha is the son of the great religious teacher of Holy Qur’an and the Pesantren leader in Tafidzul Qur’an LP3IA whose named KH. Nursalim al- Hafizh from Narukan, Kragan district, Rembang regency, Central Java.
Gus Baha menegaskan bahwa terkadang masalah itu sebaiknya hanya perlu dibiarkan saja, karena nanti akan berpotensi menimbulkan masalah baru. Sebab, masalah yang ada tersebut terkadang hanya bagian dari sunnatullah sehingga tidak perlu semua masalah harus diselesaikan yang kemudian hanya menimbulkan permasalahan baru.
“Kamu belum pernah kan shalat dimakmumi jin? Saya berkali-kali, dahulu bapak saya berwasiat ‘Kamu jangan pernah memimpin jin’.
Gus Baha mendapat cerita bahwa ketika istri Mbah Moen menyampaikan tidak ada beras, tapi Mbah Moen tetap mengajar.
Gus Baha menghafalkan al-Qur’an hanya enam bulan. Beliau Sering deres Qur'an sambil mengajak Gus Syafi' berjamaah.
Seruan jihad yang dilakukan oleh Rasulullah merupakan tindakan yang benar, yaitu untuk memerangi orang-orang ...
Menurut kebanyakan umat Islam, orang yang mati pada hari Jumat adalah orang yang shaleh dan memiliki amal yang baik ketika di dunia. Oleh sebab itulah, orang yang meninggal di Hari Jumat dianggap meninggal yang bagus.
Dalam sebuah pengajian oleh KH Bahauddin Nur Salim atau yang akrab disapa Gus Baha diterangkan bahwa seorang yang beriman dan alim tidak akan membenci orang yang tidak sependapat dengannya.
semua orang alim pasti ragu-ragu, untuk terlalu benci orang pasti tidak bisa. Tiap orang yang terlalu membenci orang lain pasti agak tidak alim, karena tidak ada ayat sosial yang Allah tidak memberi alternatif, pasti ada alternatif:
“Manusia itu diciptakan tujuannya supaya beribadah kepada Tuhan. Masalahnya, definisi ibadah kita itu sering cupet. Ibadah itu kan tidak hanya salat, puasa, haji, sedekah, dan lain-lain.
Dalam sebuah kesempatan, KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha menerangkan bahwa menjadi seorang yang beragama tidak diperkenankan biasa memvonis orang. Berikut ini adalah transkrip dari pengajian Gus Baha. Selamat membaca.
Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) menobatkan KH. Ahmad Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha sebagai Dai of The Year.
KH Bahauddin Nursalim yang akrab disapa Gus Baha’ dikenal luas sebagai kiai muda yang menguasai banyak bidang keilmuan, mulai tafsir, fiqh, ushul fiqh, tasawuf, dan lainnya.
Setelah dipembuka menyenggol tentang laki-laki tidak boleh takut jika tidak memiliki uang. Telinga saya kembali tersentak dan terkaget ketika beberapa kali, Gus Baha menyebut kata Ahlul Hadoroh.
Oleh karenanya, ketika manusia beribadah puluhan tahun dan hanya menginginkan masuk surga, maka ibadah itu sangat tidak bermutu sama sekali. Sebab, ibadah yang seperti itu hanya digerakkan oleh egoismenya pribadi.
Tak hanya ada. Tugas kewalian seolah selalu kontekstual terhadap zaman. Di zaman serba cepat, serba tergesa dan serba gupuh ini, pasti masih ada sosok-sosok yang La Khaufun Alaihim wa La Hum Yaḥzanụn sebagai penyeimbang.
Dari dulu saya selalu curiga, bahwa dibalik sosok hebat pasti ada peran seorang Waliyyullah disana. Saya pernah menceritakan bahwa Habib Ali Al-Jufri lahir dalam keluarga politik, ayahnya adalah mantan wakil Presiden Yaman.
Seseorang yang bertamu ke rumah orang lain, hendaknya memberi jeda kepada tuan rumah untuk menyelesaikan urusan yang belum terselesaikan. Bukan berarti ketika sudah salam, seakan sudah legal untuk masuk. Tidak bisa! Al Qur’an itu, menomorsatukan hattaa tasta'nisu, dimulai dari nyaman dulu.
“Rusak-rusaknya dunia, kalau ada orang alim fasik. Tapi, lebih rusak orang bodoh tapi ahli ibadah,” begitulah yang Gus Baha sampaikan dalam suatu pengajian. Beliau menekankan agar orang awam tidak terlalu fanatik dalam beragama, sebab akan berakibat fatal untuk ke depannya.
Kalimat Thayyibah adalah kalimat yang spesial, oleh karena itu hendaknya kalimat tersebut dapat diilmukan. Gus Baha berharap agar kalimat Lailahaillah ini dapat diilmukan dalam kehidupan sehari-hari.
Hidup di akhir zaman memang banyak sekali fitnah yang terjadi, melihat perempuan dengan menggunakan celana pendek saja bisa terjadi fitnah. Namun, tetap saja masih banyak muslim yang sholeh, orang yang beribadah semakin banyak. Walaupun banyak fitnah yang terjadi, itu sama sekali tidak mempengaruhi kesholehan seseorang.
Dari sekian banyak ayat dalam Al-Qur’an, ada satu ayat yang sangat spesial. Bahkan Gus Baha tidak bisa tidur sebelum membaca ayat tersebut. Ayat Kursi, ayat tersebut terdapat pada surat Al Baqarah ayat 225 dan ini merupakan ayat yang spesial, ayat yang luar biasa hebat. Banyak ilmu yang bisa didapat bila membedah ayat kursi secara mendalam.
Salah satu pembahasan yang paling asik untuk diperbincangkan adalah mengenai rokok. Yap, hal satu ini memang sering kali membuat kontroversi yang cukup membuat orang bahagia karena leluconnya. Segala macam jenis guyonan yang berkaitan dengan rokok keluar dari orang-orang mulia dan para guru-guru yang tidak perlu diragukan lagi kapasitas keilmuannya tentang agama.
Bala itu kata para ahli tasawuf, menjadikan kita ini paling tidak, meninggalkan takabur. Yang dulu mungkin kita lupa, seakan-akan setelah bisa makan, bisa punya uang. Seakan-akan tidak bisa diganggu, ternyata kita bisa lumpuh. Bisa kalah yang namanya pandemi. Semoga dari pelajaran ini, paling tidak kita kembali ke fitrah, bahwa kita ini mahluk yang dhoif, yang lemah
Gus Baha mengisahkan dalam salah satu pengajiannya, sewaktu itu Imam Ghozali pernah mendapat banyak gugatan dari seorang ulama yang memiliki kadar keilmuan yang setara dengan Imam Ghazali. Ulama tersebut melemparkan banyak gugatan terkait dengan Ihya’ Ulumuddin, lalu Imam Ghazali menjawab gugatan dan kejanggalan ulama tersebut pada Ihya’ Ulumiddin.
“Dalam akidah Ahlussunnah seseorang yang sukses meninggalkan dosa besar, insyaallah dosa kecilnya ikut terampuni,” begitulah yang kira-kira Gus Baha sampaikan dalam pengajiannya. Beliau menjelaskan bahwa bisa saja dosa-dosa kecil seseorang terampuni karena ia telah berhasil membuat dirinya tidak melakukan dosa besar.
Yamruquuna minaddiin muruuqassahmi minalramyah, (Khawarij) keluar dari Islam layaknya anak panah keluar dari busur, tidak akan pernah kembali. Sebab kata Nabi, ‘Umatku dihabisi oleh Khawarij.’ Orang kafir banyak yang masuk Islam. Sebab tertarik dengan ajaran Islam. Orang Khawarij tidak mungkin tertarik dengan Kyai. Mereka anggap Kyai itu kafir. Bagaimana mau tertarik?” kata Gus Baha.
Orang yang tidak boleh dinikahi oleh para ahli Fiqh disebut mahram, ciri utamanya adalah bila dipegang tidak membatalkan wudhu. Jadi jika seseorang masih dalam keadaan menjaga wudhu lalu ia menyentuh bibinya atau keponakannya, maka hal tersebut tidak membatalkan wudhu.
Pada era digital seperti saat ini, banyak sekali muslim yang dengan bangga mengumbar dan membicarakan kejelekan muslim lainnya – bahkan yang lebih shalih darinya – di media sosial.
Dalam sejarah terdapat banyak sekali berhala yang dipahat dari batu, mereka bernama Lata, Uzza, Manat, dan bahkan ada beberapa berhala yang Namanya tidak disebut dalam Al-Quran, misalnya Hubal.
Sesuatu bisa diketahui, itu karena sudah Haq dan wujud. Kalau itu belum wujud, maka tidak bisa diketahui. Berhala Lata dan Uzza bisa diketahui karena itu batu, karena wujud. Namun sifat ketuhanan berhala Lata dan Uzza itu tidak wujud, sehingga tidak diketahui.
Bagi orang awam, mindset “kalau tidak dimakan, ya jangan beli” merupakan sebuah kekeliruan, sebab dengan membeli dagangan si penjual maka sudah pasti si penjual akan membawa uang untuk memberi makan keluarganya.
Sebagai ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim, Shalat tentunya harus dilakukan dengan khusyuk. Untuk mencapai khusyuk dibutuhkan yang namanya tuma’ninah, sikap tenang, diam dan tak terburu-buru untuk mencapai kekhusyukan
Manusia hidup di dunia tidak lebih hanya untuk mencari bekal di kehidupan selanjutnya, karena pada dasarnya dunia hanya sementara sedangkan akhirat adalah kekal dan abadi. Sehingga untuk memaknai kehidupan dengan benar maka diperlukan ilmu hakikat
Gus Baha beserta istri bukanlah sosok yang ingin mencari ketenaran melalui jalan dakwah, hal tersebut terbukti kala Gus Baha dan istri, Ning Winda memutuskan untuk mengontrak di sekitaran Ponpes An Nur, Ngrukem
Bersuci atau thaharah adalah salah satu yang harus dijalankan terlebih dahulu oleh setiap umat muslim yang ingin melakukan ibadah wajib. Salah satu bentuk bersuci adalah mandi besar atau mandi junub.
Bertepatan dengan tanggal 29 September ini menjadi momentum bagi kita semua merayakan hari kelahiran KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) KH. Ahmad Baha’uddin Nursalim atau biasa disebut dengan panggilan Gus Baha’ lahir pada 29 September 1970 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.