Mendengar pengkritik ilmu kalam itu kadang lucu dan menggemaskan. Ada yang mengharamkan ilmu kalam, mengajak menjauhi ilmu kalam dan mengkritik macam-macam uraian ilmu kalam. Yang begini bisa dipastikan jauh dari ilmu ini, dan itu berarti dia tak paham sebab memang menjauhi.
Laduni.ID, Jakarta Salah satu propaganda untuk menolak takwil atau tafwidh adalah dengan mengatakan bahwa pelaku takwil dan tafwidh sejatinya adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk) sebab awalnya dia membayangkan sifat Allah sama dengan manusia kemudian dia tolak bayangan itu dengan cara takwil atau tafwidh.
Meski sering dianggap sama, ada perbedaan mendasar antara ilmu akidah dan ilmu kalam
Ilmu kalam (bahasa Arab: علم الكلام) adalah disiplin filsafat mencari prinsip-prinsip teologi Islam melalui dialektika. Dalam bahasa Arab perkataan ini secara harfiah bermakna "kata-kata". Seorang cendekiawan kalam digelari sebagai seorang mutakalim (ahli teologi Islam)
Beberapa ulama tidak sreg pada ilmu kalam dan tidak menyarankannya untuk dipelajari. Kalau sudah yakin pada apa pun yang disampaikan oleh Nabi Muhammad maka untuk apa lagi ndakik-ndakik membahas dalilnya atau berdebat soal itu? Mendingan langsung fokus saja pada amal untuk bekal sesudah mati
Ada perbedaan mendasar dan bersifat umum antara epistemologi dalam wacana filsafat dan wacana kalam adalah mengenai penggunaan istilah pengetahuan dharuri di kalangan para teolog
Perkembangan islam memunculkan berbagai kepercayaan dan pemahaman dari berbagai aliran dan madzhab
Ali bin Muhammad al-Jurjani telah menyusun perdebatan komprehensif tentang masalah 'Ilm al-Kalam, baik yang dibahas oleh Mazhab Asha irah atau Mazhab-mazhab lain.
Hujjatul Islam, Al-Ghazali menggambarkan betapa banyaknya aliran pemikiran kalam di dunia Islam pada waktu itu. Ada empat aliran besar, yaitu Qadariah, Sifatiah, Khawarij dan Syi’ah.
Sebelum mengemukakan apa alasan al-Ghazali atas pernyataan tersebut, perlu diuraikan kualitas apa yang dimaksud dengan penguasaan Kalam di sini.