Laduni.id- Tips dari Imam Syafi'i menghadapi orang jahil atau bodoh "Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi."
Idris bin Abbas menyertai istrinya dalam sebuah perjalanan yang cukup jauh, yaitu menuju kampung Gaza, Palestina
Kadang kita merasa mulia, setelah kita berbuat banyak kebaikan, sedangkan orang lain melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya, bahkan mereka hanya main-main dan lena dengan dunia. Ada suatu kisah yang luar biasa, seorang alim dan anak kecil dengan pandangannya, di luar pengetahuannya.
Mazhab fikih bukanlah teks yang menandingi teks al-Qur’an dan Hadis (Nash). Namun mazhab fikih adalah cara-cara memahami syariah. Karena itu biasanya pemahaman yang benar atas teks syariah tidak keluar dari cara pemahaman mazhab-mazhab fikih yang telah diakui.
Diceritakan di dalam kitab Thobaqôt asy-Syâfi`iyah al-Kubrô yang dikarang oleh Imam Tajuddin as-Subki (versi Daru Ihya’il Kutub al-Arobiyah, II: 243-245), ketika membahas tokoh bernama Muhammad bin Aqil al-Firyabi, terdapat kisah pertemuan Syaikh laki-laki dengan Imam Syafi`i.
Imam Syafi’i, lahir di Gaza, Palestina, tahun 150 H/767 M. Namanya amat popular di dunia Islam sebagai salah satu pendiri mazhab fiqh besar yang disebut dengan namanya. Mayoritas besar masyarakat muslim Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam adalah para pengikutnya.
Dikisahkan bahwa terdapat sekelompok ulama yang memendam rasa dengki kepada Imam Syafi`i, mereka bersiasat untuk melakukan tipu daya kepada Imam Syafi`i.
Imam al-Syafi'i (w.204 H), adalah tokoh besar, pendiri aliran fiqh yang disebut dengan namanya : madzhab al-Syafi'i. Lahir di Palestina dan besar di Makkah, lalu mengelana ke Yaman, terus ke Bagdad, Irak untuk belajar kepada Muhammad bin Hasan (murid Imam Abu Hanifah). Di sini beliau menulis, mengajar dan memberi fatwa.
Kadang kita merasa mulia setelah kita berbuat banyak kebaikan, dan merasa orang lain belum berbuat banyak, apalagi yang mereka lakukan tidak sesuai dengan prasangka kebaikan kita. Seakan-akan mereka hanya melakukan kesia-siakan. Ada suatu kisah yang luar biasa, seorang alim dan anak kecil dengan pandangannya, di luar pengetahuannya.
"Ilmu itu ada 2, ilmu Fikih untuk menjalankan agama dan ilmu kedokteran untuk kesehatan tubuh."
Ada yang beranggapan, bahwa bila tidak sesuai dengan pendapat Imam Syafi'i maka bukan Mazhab Syafi'i. Padahal di dalam Mazhab Syafi'i bersifat dinamis. Akan biasa menemukan khilafiyah atau perbedaan pendapat di antara ulama pengikut Mazhab Syafi'i.
Imam Syafi’i merupakan pendiri mazhab Syafi’i yaitu mazhab fikih yang banyak pengikutnya. Imam Syafi’i adalah satu-satunya imam mazhab dari keturunan bani Muththalib yang nasabnya tersambung sampai Rasulullah SAW melalui Abdul Manaf.