Saya melihat watak anti-intelektualisme di kalangan oposisi. Tak semata ketidakdewasaan dalam beragama atau berbangsa-bernegara
“Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali.” pepatah ini tentu sudah akrab di telinga kita. Kalimat inspiratif ini mengajarkan kepada kita untuk mengambil hikmah dari kekeliruan atau kesalahan yang diperbuat sebelumnya
Ternyata hingga beberapa tahun membina dan memajukan gampong yang kini dengan Blang Dalam. Perkembangan selanjutnya setelah ada 20 keluarga masyarakat bersepakat untuk melantik seorang Teungku Imum Meunasah
Sering kali kita mendengar motivator, penceramah dan yang lainnya, memotivasi dan mengajak kita bangkit dan jadi orang sukses. Bahkan mereka memberi jurus jitu agar kita mudah menerapkannya
Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang dibutuhkan anak didik adalah kenyataan
Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antarmanusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi
PW ISNU Jatim lantik pengurus di 3 kota dalam sehari. Bagaimana acara berlangsung?
Terma intelektual hari ini sering kali dilekatkan kepada mereka yang menghibahkan sisa hidupnya untuk berkecimpung dalam dunia ilmu. Wajar jika mahasiswa adalah momok labelisasi ini. kaum intelektual adalah salah satu dari sekian julukan yang mereka sandang selain agen of change, agen of control dan agen-agen lain
Robert Mugabe meninggal, tinggalkan negara yang bangkrut intelektual dan bangkrut ekonomi.
Namanya melejit setelah tragedi 1965. Dalam sebuah kunjungan ke Yogyakarta sekitar 1965, Subchan ZE meninggalkan kesan yang sangat spesial bagi anak-anak muda Nahdlatul Ulama (NU).
Salah satu cicit dari KH. Rd. Muhammad b. Alqo memperlihatkan kepada kami naskah kuno tulis tangan (manuskrip) peninggalan sang buyut.
Buya Husein Muhammad menjelaskan dalam postingan di laman facebook pribadinya, Senin (2/8/2021) bahwa penceramah atau muballigh memiliki perbedaan dengan intelektual atau pemikir.