Laduni.id- Manusia sudah semestinya dapat menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat. Ini tersirat dalam harapan di setiap akhir doanya yang selalu memohon agar mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan di akhirat.
Ini tujuh kenikmatan yang akan dialami manusia di akhirat kelak. Apa saja kenikmatan itu?
Semalam di Pesantren Mahasiswa yang diasuh oleh Kyai Zainal Arifin yang memiliki rutinan Jamaah Waqiah Indonesia, kami ngaji surat Waqiah ini mulai ayat 20-30. Kandungan dalam ayat tersebut mengisahkan fasilitas nikmat surgawi.
Sungguh, aku mengkhawatirkan kalian atas dua hal: pertama, terlalu berangan-angan kosong; kedua, mengikuti hawa nafsu. Terlalu berangan-angan akan melupakan kehidupan akhirat dan mengikuti hawa nafsu akan menutup pintu kebenaran.
Laduni.ID, Jakarta Rasululloh menjawab : " Ada yang batanya dari perak dan ada yang dari emas, (adukan) semennya adalah misik, kerikilnya adalah mutiara dan permata, dan tanahnya adalah za’faran.
1) Siapa yang mengurusi NU maka saya anggap santriku; 2) Siapa yang jadi santriku maka akan saya doakan husnul khatimah beserta keluarganya.
Orang yang terakhir kali keluar dari neraka maka ia akan menempati tempat yang paling rendah di dalam surga. Akan tetapi meskipun yang ditempati adalah tingkatan surga yang paling rendah namun fasilitas yang disediakan jauh melebihi segala bentuk kemewahan dan kenikmatan duniawi.
Tapi apa menariknya kalau imbalannya tak jelas? kata "pokoknya istimewa" tak cukup untuk membuat orang tertarik. Sebab itu, ada gambaran yang "lebih nyata" untuk melukiskan enaknya hidup di surga meskipun ini hanya gambaran saja. Istilah dan nama yang sama bukan berarti wujudnya sama dengan yang kita kenal di dunia.
Kalau dipikir-pikir, metode iming-iming recehan ini juga bisa dicari landasannya di al-Qur'an. Dalam ayat perintah sedekah misalnya, kita dapati iming-iming bahwa sedekah kita akan diganti 10 kali lipat atau lebih, ini seperti menyuruh anak kecil untuk memberikan permennya yang seharga 1.000 lalu dijanjikan akan dibelikan permen baru senilai 10.000.
Manakala aku memaafkan orang dan tidak mendengki. Jiwaku menjadi tenang, tak hendak membalasnya (dan itu menjadi obat bagi stress dan hati yang sakit).
Maka dari itu, tasawuf kami adalah tasawuf yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah. Makrifat kami adalah makrifat yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah. "Lelaku" spitual kami adalah lelaku yang berdasarkan ajaran Rasulullah SAW.
Penghuni surga yang paling rendah tingkatannya adalah yang memiliki kekuasaan seluruh dunia sejak Allah ciptakan hingga Allah hancurkan (saat kiamat) ditambah 10 kali lipat.