'Wajah' Islam Nusantara kini makin cerah. Banyak tokoh di di dunia kini sudah tidak melirik Islam di Timur Tengah yang hingga kini masih banyam terjadi keributan. Melainkan, mereka lebih tertarik ke Indonesia sebagai referensi keislaman mereka.
Nusantara Mengaji menggelar khataman yang dihadiri ribuan Muslimat NU
Hari Senin (8/10), acara Mengaji keempat diadakan di UIN Malang. Mengaji di UIN Malang dihadiri oleh Rektor UIN Malang, Prof Dr Abdul Haris M.Ag, Alissa Wahid, seorang humanis, Zawawi Irmon, dan Departemen Agama Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin.
Rasulullah adalah pembaca al-Qur'an yang paling benar dan merdu. Bagaimana sebenarnya cara Rasulullah ketika membaca al-Qur'an?
Sewaktu di pesantren dulu, Guru kami, Almarhum KH.Abdul Hannan As`ad (w.th. 1999), pengasuh Pesantren Miftahul Ulum Malang, sering mengingatkan para santrinya agar dalam membaca al-Qur`an hendaknya membacanya secara tartil, dengan baik, tidak grasa grusu,
Syeikh Taufiq Al-Buthi mengatakan bahwa Indonesia diibaratkan sebagai surga. Bagaimana bisa?
Saya agak terkejut ketika melihatnya masuk. Ternyata ia bukan anak-anak seperti yang saya kira. Memang ia juga seorang anak. Namun sudah tergolong remaja
Adalah fakta sejarah, bahwa R.A. Kartini adalah sosok yang mengusulkan ditulisnya tafsir Al-Qur'an berbahasa daerah pertama di Nusantara oleh sang guru dari gurunya ulama Nusantara, KH. Sholeh Darat.
Seperti apa kisah perjalanan sosok yang sangat inpiratif ini? Simak ulasan berikut.
Riba merupakan persoalan yang seringkali menjadi bahan perbincangan muslim kota belakangan ini. Sebagian menganggap bahwa produk ekonomi modern tidak terlepas dari riba
Semangat berkegiatan Ramadan tetap terasa getarannya meski para mahasiswa mengikutinya dari rumah masing-masing. Jadwal Kamandanu pun tetap padat.
KH Agoes Ali Masyhuri dalam salah satu ceramahnya menyampaikan, jika ingin mengetahui suatu kebenaran maka seseorang harus ngaji.
NU itu terlalu banyak pengajian umum. Tradisi ngaji (kitab) mulai hilang. Itu lampu merah. Orang kaya suka ulama. Suka kiai. Tapi maunya ngatur ulama, tidak mau diatur ulama.
Suatu hari Syaikh Buthi pernah diundang untuk mengisi sebuah seminar, namun kala itu terjadi miss komunikasi antara beliau dan panitia, beliau menyiapkan kajian tentang fiqh tapi tema seminar yang disiapkan panitia justru tentang akidah. Seorang alim sekaliber Syaikh Buthi tentu akan dengan mudah menyampaikan materi ilmu tauhid sampai akar-akarnya.
“Al-Qur'an itu adalah ilmu, bukan hanya sekedar bacaan saja,” begitulah dawuh yang sering kita dengar waktu Syaikhona Maimoen Zubair masih berada di antara kita.
Ketika hendak ditawari gelar Doktor Honoris Causa (DR), Mbah Moen dengan penuh santun menyahutnya, “Biarlah ada Kiai yang seperti saya, yang pekerjaannya hanya mengaji.”