Ketika NU Mendayung di antara Masyumi dan PKI

Walaupun NU selalu bergandengan tangan dengan Masyumi, tetapi soal pemberontakannya tetap tidak setuju. Bagi NU, Masyumi merupakan mitra penting dalam menghadapi PKI.

Sebuah Catatan Sejarah: Langkah Tegas NU Menghadapi G30S PKI

Pernyataan NU yang berani dan penuh risiko itu kemudian secara serentak diikuti oleh partai dan organisasi lainnya. Pernyataan resmi PBNU mengenai tuntutan pembubaran PKI itu diliput dan disiarkan secara luas oleh RRI dan surat-surat kabar baik nasional maupun internasional ke segenap penjuru dunia.

Kyai Imam Kholil Pernah Perintah Santrinya Celupkan Penjalin Saat Peristiwa G30S PKI

Mengenang kebersamaan dengan Kiai Imam Kholil, salah seorang warga Sarang bercerita: pada tahun 1965 terjadi pemberontakan PKI. Satu minggu sebelum peristiwa tersebut, yakni pada hari Jumat, Kiai Imam memesan bambu runcing dalam jumlah besar.

Tahun 1954 M: Tragedi Bakung, Jejak Perlawanan atas DI/TII

Mengenali peristiwa dan tokoh yang dikenal biasa kita temukan di catatan buku sejarah, akan berbeda ketika di balik peristiwa tersebut bukan tokoh sejarah, sebut di sini orang biasa. Sudah barang tentu tidak akan ditemukan di catatan sejarah

Peran Penting Gus Maksum dalam Menumpas Pemberontakan PKI

Gus Maksum yang saat itu berusia 18 tahun pun dengan berani meneriakkan “Ganyang PKI” sebagai bukti bahwa dirinya akan memberantas PKI, dan hal tersebut terbukti dari beberapa tragedi yang terjadi, misalnya saat tragedi Watu Ompak.

Tahun 684-685 M: Menggali Gejolak Dibalik Pecahnya Kekuasaan Bani Umayyah dan Gelombang Pemberontakan

etelah wafatnya Yazid bin Muawiyah, yang memimpin Bani Umayyah, pemerintahan dan kekuasaan mereka mengalami fase krusial dalam sejarah Islam. Yazid meninggalkan warisan yang kompleks, ditandai dengan konflik internal yang meningkat dan tekanan eksternal yang signifikan.

Tahun 720-725 M: Yazid bin Abdul Malik dan Gejolak di Basrah

Tahun 720 Masehi merupakan tahun kesedihan (seharusnya) bagi Bani Umayyah. Seorang yang zuhud dan bijaksana telah meninggal dunia, beliau adalah Umar bin Abdul Aziz (Umar II). Masa beliau penuh dengan kemakmuran, bahkan pergerakan dari para Khawarij dan Syi’ah mampu beliau kendalikan.