Dalam hal ini, berbagai pandangan muncul mengenai pemberontakan tersebut. Beberapa di antaranya berpendapat bahwa pemberontakan ini terjadi sebagai kelanjutan konflik antara ulama dan uleebalang; pendapat ini sebagaimana dijelaskan oleh Ali Sastroamidjojo mengenai pemberontakan kepada anggota Dewan
Perayaan Hari Santri tidak boleh hanya dimaknai secara lahiriah saja. Tidak cukup kalau para santri hanya beramai-ramai melakukan berbagai jenis perayaan (seremonial) saja dan melupakan substansi kesantriannya begitu saja.
Mereka yang tidak mengambil pelajaran dari sejarah, maka ditakdirkan untuk mengulanginya, begitu kata George Santayana. Bukan tidak mungkin, faktor lingkungan jadi alasan yang paling dominan. Mengingat rumah kaca di era reformasi terlihat jauh lebih bening dan mentereng.
Dalam Islam, tidak mengenal adanya pembeda-bedaan kasta dan keistimewaan berdasarkan kuantitas jumlah mayoritas dan minoritas. Yang pertama dan utama di dalam Islam adalah persatuan. Dalam konteks keindonesiaan, berarti persatuan seluruh rakyat Indonesia
Pemerintah mengajak masyarakat untuk dapat memperbarui semangat gotong royong dan kolaborasi, sebagai warisan kearifan lokal yang akan membawa bangsa Indonesia menuju kejayaan di pentas global.
Sebagaimana diketahui, mengalami masalah yang rumit di dalam negeri. Masalah tersebut terkait pertikaian antara dua kelompok politik besar yaitu Fatah dan Hamas.
Manusia beragama tentu berharap hasil akhirnya adalah keselamatan menuju alam akhirat dan perjumpaannya dengan Sang Khaliq.
Kiai Ma'ruf Amin: Menjaga Persatuan Papua Agamawan Berperan Penting
Saat puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) NU ke-94 di Pondok Pesantren As-Salafi Minftahul Huda, Desa Karyasakti, Kecamatan Abung Surakarta, Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Utara KH Son Haji mengajak masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Tahun ini, Persatuan Guru Nahdhatul Ulama (Pergunu) Aceh mengirim sebanyak enam orang mahasiswa Aceh penerima beasiswa dari Pergunu Pusat untuk kuliah di Institute Kyai Haji Abdul Chalim (IKHAC)
Untuk menyongsong Indonesia emas 2045, salah satu kunci agar tujuan itu bisa tercapai yaitu dengan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Sebab, bangsa yang berdaulat adalah bangsa yang menjaga rakyatnya dari perpecahan terutama kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk.
Memaknai ulang Resolusi Jihad berarti membawa semangat perjuangan dan cinta tanah air itu ke dalam tantangan kekinian, seperti pemberantasan korupsi, peningkatan mutu pendidikan, memperjuangkan keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, serta mengatasi radikalisme dan ekstremisme.
Pendekatan dakwah Walisongo yang mengedepankan adaptasi budaya dan kedekatan dengan masyarakat tetap relevan untuk diterapkan dalam konteks kekinian. Dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi, dakwah harus mampu menyesuaikan diri tanpa kehilangan esensi ajaran Islam.
Kaum santri yang mengerti pentingnya kebersamaan dan persatuan dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas dalam menjaga keharmonisan sosial, sesuai dengan ajaran Islam yang mengedepankan ukhuwah dan toleransi.
Perspektif Mbah Moen mengenai peran pemuda dalam memperjuangkan agama, bangsa, dan negara memberikan inspirasi tersendiri dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda. Menariknya, hal itu tidak bisa terlepas dari latar belakang kelahiran beliau yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pada kisaran abad 18 Masehi, masa penjajahan Belanda menjadi periode gelap bagi pendidikan di Nusantara. Pendidikan dijalankan dengan pola diskriminatif, hanya diperuntukan bagi kalangan tertentu, seperti anak-anak pegawai Belanda, kaum pedagang, dan orang asing. Sebaliknya, rakyat pribumi terpinggirkan dari akses pendidikan.