LADUNI.ID, Temanggung - Keprihatinan akademisi kian menjadi ketika terjadi kerusakan bangsa di berbagai hal. Salah satu kerusakan itu adalah kerusakan bahasa dan minimnya orang berbahasa halus serta melek sastra.
Kata “puisi” dan “syair” sudah sangat mashur di telinga kita. “Puisi” di antara pengertiannya adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris yang bahasanya terlihat indah dan penuh makna. Sedangkan “syair” dalam bayak buku pembelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu denis puisi, dan jenis ini, dikatagorikan pada puisi lama,
Penghargaan atas nama kemanusia semakin marak diberikan, bukan karena manusia semakin dihargai, tetapi manusia semakin menjauh dari arti kemanusiaan, manusia semakin butuh penghargaan untuk diakui menjadi manusia, tetapi semakin menjauh dan semakin banyak yang tidak memanusiakan manusia, bahkan keluarganya, tetangganya dan saudara se-negara pun menjadi ancaman dan pembantaian.
Percy Bysche Shelly seorang penyair berkata, puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling menyenangkan dari pikiran-pikiran yang paling baik dan paling menyenangkan. Rekaman perasaan dan peristiwa menjadi indah, jika untaian kata tertata menjadi rangkaian puisi. Dan antologi puisi “Rindu Yang Sama”,
Puisi bagai pisau, ia bisa membunuh lawan-lawannya dengan ketajaman kata-katanya. Bisa pula meninabobokkan, dengan belaian kalimatnya, berbunga-bunga.
Etika Pejabat Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintahan memiliki peran yang Penting sebagai pedoman berperilaku yang baik dalam menjalankan Tugasnya. Hal ini telah diatur dalam TAP MPR RI No. VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Guluk-Guluk sebagai bagian dari Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) tidak henti-hentinya melahirkan kader berprestasi tingkat Nasional ataupun skala lokal.
Tiga syair spesial Gus Mus dalam Panggung Penyair Asia Tenggara; Hanin, Mulut, Tadarus.
Lomba Baca Puisi Tingkat Pelajar dan Umum yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (HIMABA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Madura (Unira) tahun 2021 telah purna.
Gagasan baru itu dianggap uncoventional wisdom. Aneh. Bahkan terasa nyinyir. Tapi gagasan yang kuat akan mencari kakinya sendiri. Pada waktunya, gagasan itu akan melahirkan komunitasnya sendiri. Prinsip ini yang saya ingat ketika menerima pesan.
Laduni.ID Jakarta – Sebuah temuan luar biasa. Subhanallah. Sungguh menakjubkan bagaimana meskipun non-Muslim, Kaisar Tiongkok Zhu Yuanzhang sangat menghormati Nabi Muhammad Saw. Ia membuat sebuah puisi untuk Nabi Muhammad.
Omar Al-Khayyam adalah seorang matematikawan, astronom dan filsuf. Lahir 18 Mei 1048 di Naisabur, Timur Laut Persia. Lebih dari seorang saintis, ia adalah penyair besar dan sufi. Kumpulan Puisinya yang terkenal Rubaiyyat.
Sebuah puisi karya KH. Husein Muhammad ini sangat fenomenal, puisi ini ditujukan kepada mantan Presiden RI ke-4 sekaligus mantan Ketua Umum PBNU, KH. Abdurrahman Wahid