Perubahan itu terjadi setiap detik, dan tak seorangpun bisa menghentikannya. Diam bukan hanya akan diringgalkan tetapi akan terlindas dan mati. Filsuf Pakistan Moh. Iqbal dalam puisinya yang terkenal dan indah sudah bilang :
Dalam rangka mewujudkan maḥabbah (cinta) kepada Allah di antara ciptaan-Nya, maka hal itu berarti bahwa seseorang harus juga mencintai lingkungan hidup sebagai perwujudan kecintaannya kepada Allah.
Kajian Kitab Al-Hikam Pasal 14, 'Semesta Terang Benderang Karena Pantulan Nur Allah'
Beliau saw tidak mengangkat kepalanya dalam keadaan seperti itu selamat 3 hari 3 malam kecuali setiap Bilal bin Rabah Mengumandangkan adzan, barulah beliau bangkit untuk menjadi imam dan setelah itu kembali sujud lagi.
Buku ini adalah terjemahan dari al-Uslub al-Aqwa wa al-Althaf fi al-Taghyir karya Naif Abdurrahman al-Zuraiq.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, MA pada siang ini, Jumat (5/2/2021) meluncurkan buku berjudul "Allah dan Alam Semesta: Perspektif Tasawuf Falsafi".
Pada situasi tertentu harus diterima sebagai fakta ilmiah bahwa bumi ini memang datar (2D). Tukang bangunan memanfaatkan fenomena ini pada pekerjaannya sehari-hari dengan menggunakan selang berisi air. Dengan menarik benang dari ujung-ujung muka air dalam selang, tukang tersebut dapat memastikan bahwa batu-bata yang akan dipasang sudah lurus dan datar.
Salah satu pemikiran ateisme adalah menganggap bahwa konsep Tuhan itu hanya untuk mengisi celah (gaps) yang tidak bisa atau belum bisa dijelaskan oleh sains
Pada hakikatnya manusia sebagai mahkluk theomorfis mempunyai sesuatu yang agung di dalam dirinya, yaitu akal – kehendak yang bebas (free will) dan kemampuan berbicara
hati atau qalbu lebih luas dari duniawi ini, karena hati tidak adanya sempadan, tidak adanya batas halangan, bermacam-macam yang bisa di isi dan dimanfaatkan
“Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)