Ternyata ini kriteria orang gila yang sebenarnya menurut Rasulullah...
Orang yang sering beribadah mudah terkena penyakit ujub dan takabur. "Hati-hatilah kalian dengan ujub," pesan Iblis.
Rasa bangga terhadap diri sendiri adalah salah satu penyakit hati yang sering menyertai manusia. Penyakit ini tidak mengenal status sosial, profesi, atau latar belakang seseorang.
Perasaan diri yang berlebihan atau yang sering disebut sebagai penyakit hati yang akut dapat berdampak buruk pada seseorang, bahkan bisa berujung pada kematian.
Dalam beragama, kesombongan seringkali menjadi masalah yang sering terjadi dalam ibadah. Banyak orang yang terjatuh dalam kesombongan, bukan hanya karena harta, kekuasaan, atau kecerdasan. Kesombongan ini muncul ketika seseorang menganggap remeh orang lain dan merasa lebih mulia dari mereka.
Allah sangat membeci makhluknya yang memiliki tiga sifat ini. Apa saja ketiga sifat itu?
Kesombongan (takabbur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan Al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain.
Ketahuilah wahai hamba Allah yang hatinya dihiasi dengan tawadhu’ (rendah hati) bahwa bencana kesombongan itu sangat besar, orang-orang istimewa binasa di dalamnya, dan jarang orang yang bebas darinya, baik para ulama’, ahli ibadah, atau ahli zuhud.
Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun sebesar biji sawi
Ketika Sayyidina Utsman bin Affan dipuji seseorang, wajahnya memerah. Beliau segera berlutut dan melumuri wajahnya dengan tanah. Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib dipuji, beliau berkata, "Apakah kau ingin menghancurkanku
Bagaimana cara mengatasi anak yang suka menyombongkan diri?
Terbenamnya matahari sore di hari terakhir ramadhan menandakan bahwa kita akan memasuki 1 syawal. Pergantian waktu ini begitu terasa dengan bergemanya lantunan takbir, tahlil dan tahmid di berbagai masjid, surau bahkan media tv di rumah-rumah.
Kemuliaan seorang hamba hanya ketika bersandar diri kepada Tuhannya. Begitu pula sebaliknya...
Sebagai makhluk sosial, setiap orang harus menjaga hubungan harmonis di antara sesama. Hubungan harmonis itu bisa terjaga apabila setiap individu mempunyai akhlak yang baik dan menghindari sifat sombong.
LADUNI.ID, Jakarta – Setan sebagai musuh yang nyata bagi manusia, tidak pernah kehabisan cara untuk menjerumuskan manusia dalam keburukan. Tipu dayanya membuat sesuatu yang sejatinya salah, seolah terlihat menjadi benar. Diantara tipu daya tersebut ialah dengan membuat manusia merasa dirinya suci dan merasa aman dari dosa.
Hasud adalah perasaan tidak suka seseorang kepada orang lain, karena kenikmatan atau kebahagiaan yang diperoleh orang lain itu. Kenikmatan itu bisa berupa kekayaan, jabatan, kehormatan, kecantikan, kehebatan, dll. Ia berharap kenikmatan itu hilang dari seseorang dan berpindah kepada dirinya.
Menjadi orang bodoh sebenarnya bukanlah aib. Sama dengan menjadi orang miskin, menjadi orang bodoh kadang kala adalah bagian dari skenario takdir yang tak terhindarkan meskipun sudah berusaha dihindari.
Kesombongan, selain dihinakan Tuhan, juga dapat menyebabkan kesengsaraan di Akhirat. Orang yang sombong akan selalu membesarkan sesuatu yang tidak ada pada dirinya dan merasa dirinyalah yang memiliki.
Pendosa yang bertaubat lebih mulia di bandingkan ahli ibadah yang menyombongkan diri merasa lebih mampu dan berlaku angkuh kepada sesamanya.
Dakwah di antara kita memang lebih banyak mengajak orang yang sudah baik menjadi lebih baik.
Ada sebuah kisah tentang Abah Anom menghadapi seorang kapten yang akan menjajal ilmu Abah Anom. Seorang kapten dan anak buahnya mendatangi Pesantren Suryalaya.
Sikap sombong adalah suatu sikap yang tidak terpuji. Bahkan, Allah SWT di dalam Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 37 berfirman, yang artinya.
Yang dimaksudkan mahluk yang mulia di sisi Allah Swt adalah manusia sebagaimana dalam Firmanya: dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, (QS, Al-Isra ,Ayat, 70).
Para mufassir berbeda pendapat mengenai makna dari lafadh "nikmat" dalam ayat itu. Menurut Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam kitabnya Mafatih Al-Ghaib, beliau mengatakan bahwa seharusnya amal baik itu diceritakan kepada publik agar manusia bisa menirunya.
Ada yang bilang bahwa sombong pada orang yang menyombongkan diri adalah sedekah. Bahkan ada yang mengira bahwa itu adalah Hadis. Sebenarnya perkataan itu bukan Hadis, tapi nasihat ulama yang maknanya bisa dibenarkan apabila dosisnya tepat.
Demikianlah sifat Allah, ada sebelum semuanya ada dan tetap ada bila semua tiada. Itulah makna kalimat Ada bagi Hak Allah.
“Imam Mujahid berkata, orang yang malu tidak akan (bisa) mendapatkan ilmu, demikian juga orang sombong.” (HR. Imam Bukhari, disebutkan secara mu’allaq dalam Bab Al-Haya’ fil 'Ilmi)
“Kemaksiatan yang menyebabkan hina dan butuh kepada allah adalah lebih baik daripada ketaatan yang menyebabkan keagungan dan kekesombongan.”
Ketika mendengar ayat atau Hadis tentang penyucian hati, orang yang hatinya kotor takkan merasa ada yang salah dengan dirinya, justru dia akan mengoleksi ayat dan Hadis itu sebagai alat untuk mengoreksi orang lain yang menurutnya tak sebaik dirinya.
Dalam maqolah yang saya tandai dalam gambar, kurang lebihnya saya memahaminya adalah seperti ini, “Para qurro'/guru mengaji Al-Qur'an, tolok ukur keunggulannya adalah pada sejauh mana memahami ilmu tajwid.”
Di sebuah peternakan, tinggalah dua ekor ayam jantan. Mereka menjadi pejantan untuk semua ayam betina yang ada di peternakan itu. Tapi sayangnya, ayam jantan yang satunya selalu bersikap serakah.
Kesombongan merupakan tabi’at syaithan yang terdapat pada manusia dan bisa terjadi kepada siapa saja. Kesombongan bermula ketika syaithan menolak diperintahkan oleh Allah SWT sujud kepada Nabi Adam AS.
Dalam psikologi abnormal, riya’ termasuk gangguan kejiwaan dalam kategori Narcistic Personality Disorder yang ditandai dengan meningkatnya gejala-gejala narsisme
Takabur berasal dari bahasa Arab takabbara-yatakabbaru yang artinya sombong atau membanggakan diri. Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinya adalah orang yang paling hebat dan benar
"Tanda-tanda runtuhnya amal sholeh adalah penyakit sombong. Ketika beramal ia hanya memandang orang lain dengan pandangan mencaci atau dengan memandang buruk," dawuh Habib Ali Al-Jufri.
Pada dasarnya, mencari pengakuan dan pengikut sebagai ukuran diterimanya eksistensi, adalah berarti telah melakukan pemaksaan atas kedangkalan ilmunya dari luasnya ilmu Allah SWT.
Ujub (bangga diri) dan kibr (sombong) adalah penyakit hati yang berbahaya karena kebanyakan penderitanya tidak merasakan apa-apa.
Dosa membaca alquran disertai riya", menjadikannya lahan mencari makan, atau sombong karenanya
Dosa membaca alquran disertai riya", menjadikannya lahan mencari makan, atau sombong karenanya
Dosa membaca alquran disertai riya", menjadikannya lahan mencari makan, atau sombong karenanya
Menjulurkan kain bukan karena sombong
Menjulurkan kain bukan karena sombong
Siapa yang menjulurkan kain karena sombong
Siapa yang menjulurkan kain karena sombong
Siapa yang menjulurkan kain karena sombong
Siapa yang menjulurkan kain karena sombong
Para ulama mengatakan bahwa ujub adalah anggapan seseorang bahwa kemuliaan amal saleh disebabkan adanya suatu perkara, bukan dari Allah SWT. Dalam hal ini, ujub memiliki tiga wujud, yaitu diri sendiri, makhluk, dan barang.
Penjelasan tentang haramnya Isbal dalam mengenakan sarung dan menungkit-ungkit pemberian dan sedekah
Haramnya memanjangkan pakaian karena sombong
Haramnya memanjangkan pakaian karena sombong
Haramnya memanjangkan pakaian karena sombong
Haramnya memanjangkan pakaian karena sombong
Haramnya memanjangkan pakaian karena sombong
Haramnya memanjangkan pakaian karena sombong
Haramnya memanjangkan pakaian karena sombong
Haramnya sombong dalam berjalan sambil memandangkan keindahan bajunya
Haramnya sombong dalam berjalan sambil memandangkan keindahan bajunya
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah
Neraka dimasuki oleh orang-orang sombong dan surga dimasuki oleh orang-orang lemah