Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan kehidupan pertama dan utama. Artinya pendidikan apapun seyogianya harus diawali dari keluarga. Mengapa harus keluarga? Artikel ini adalah buah pikiran yang ditulis oleh Nazaruddin, S.Pd.I., seorang pengajar sekaligus Kepala MTs Madinatul Ilmi Desa Lubuk, asal Sumatera Utara
Beberapa jam terakhir ini, publik diramaikan oleh topik tentang negara Palestina hilang dari Google Maps.
Manakah yang lebih utama: terus tekun menjalankan ibadah sunnahnya atau melayani orang miskin?
Saat aku diminta bicara dalam forum merespon pemberian gelar Profesor untuk seorang teman, aku mengatakan: “Sebagian kita masih terjebak pada pandangan dikotomistik antara Islam v non Islam, antara bahasa Arab v non Arab. Aku v Dia atau kami v mereka.“
Gus, Saya yakin panjenengan dalam keadaan yang sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, dalam keabadian Rahmatullah sana. Izinkan saya mengirimkan sepercik surat pikiran liar saya ini, Gus:
Awal Desember silam, usai berziarah ke Makam Mbah Hamid, Pasuruan, kok ya terbersit rasa ingin mengumpulkan buku-buku bertema Kanjeng Rasulullah.
Dalam gerak sejarah perubahan di manapun, baik tingkat lokal, nasional maupun internasional, sedikitnya selalu ada tiga jenis kelompok:
Tarim adalah nama sebuah tempat di Hadramaut, Yaman. Kota sejuta para wali. Medan ilmu tempat lahirnya berbagai ulama-ulama hebat dunia keturunan Rasulullah SAW.
Nah, himbauan untuk cinta produk dalam negeri (mendorong tumbuhnya pilihan emosional?) agaknya akan berhadapan dengan perilaku pembeli yang didasarkan pada pilihan rasional.
Ada saat di mana kondisi batin manusia mengalami kelelahan. Masalanya, banyak orang tidak sadar bahwa kondisi batinnya sedang lelah karena tidak mampu mengenali tanda-tandanya. Apa tanda batin yang sedang lelah? Bagaimana cara mengatasinya?
Meminta maaf tidak mengurangi harga dirimu, dan memberi maaf tidak mengurangi ke wibawaanmu.