Merokok merupakan sikap menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Larangan menjatuhkan diri dalam kebinasaan ini
Di sebutkan berkaitan dengan tafsir ayat ini, Ibnu Katsir menyatakan: Kemudian Allah menyebutkan dosa mereka di dunia, yaitu mereka dahulu mengolok-olok hamba-hamba Allah yang beriman dan para wali-Nya.
Jadi yang menguasainya ialah keruwetan kufur yang menjadi tabir penghalang hatinya antara dia dengan Allah S.W.T.
Para ulama menyebutkan bahwa suul-khatimah itu ada dua tingkatan; masing-masing besar bahayanya, tingkatan pertama yaitu hati kita diwaktu sakaratul-maut atau diwaktu bersusah payah menderita sakit dekat kepada sakaratulmaut dan sudah nampak huru-haranya, datang di hati ke ragu-raguan, atau ketidak percayaan sama sekali terhadap Allah.
Dalam hal ini (menjauhi rokok) beliau sering menyampaikan bahwa imam al habib 'Abdullah bin 'Alwi bin Muhammad al Haddad shahiburratib al Haddad sangat membenci rokok dan mengharamkannya.
Siapapun tidak bisa memastikan akhir hidup seseorang, meskipun kelihatannya menjadi santri sejak kecil, begitu tua, akhir umurnya terkadang bisa berubah. Imannya dapat dicabut.
Ghibah adalah salah satu penyakit yang sangat dekat dengan kehidupan manusia, baik beriman atau tidak. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Muslim dari Abu Hurairah, ghibah adalah perilaku menceritakan atau membongkar sisi kehidupan orang lain yang negatif. Seandainya orang yang diceritakan tersebut mengetahuinya maka sudah jelas ia tidak menyukainya,