Beberapa hari terahir, jagad media sosial diramaikan oleh hasil bahtsul masail NU tentang reinterpretasi brilian penyebutan istilah "kafir" bagi penganut agama selain Islam dalam bingkai negara bangsa Indonesia. Ada yang tidak paham lalu menggoreng, ada yang paham lalu mengkritik, dan ada yang paham lalu mengapresiasi.
Persinggungan kaum tradisionalis dengan politik pemerintahan dan kenegaraan di Indonesia sangat dinamis. Keterlibatan kaum tradisionalis lahir dari rasa tanggung jawab keagamaan, kebangsaan dan kemanusiaan. Sebagai soko guru bangsa dan negara, tradisionalisme memiliki motivasi dan pondasi yang kuat