Tgk. H Nuruzzahri Yahya, akrab disapa Waled Nu, lahir di desa Mideun Jok, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen pada 1951. Beliau anak sulung Tgk.H Yahya dari istri pertamanya, Sa’diah. Dari ibunda Sa’diah yang meninggal dunia pada 1959 Waled Nu mempunyai dua orang saudara; Tgk.Fakhrurrazi Yahya dan Syeh Asnawi Yahya (Alm)
BJ Habibie meninggal akibat penyakit yang dideritanya. Sebelum meninggal, keluarga dekat pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu, sudah berkumpul di RSPAD Gatot Soebroto
Seperti apa kisah perjalanan sosok yang sangat inpiratif ini? Simak ulasan berikut.
Nama lengkapnya adalah Romo Kyai H. Ahmad Hasan, atau lebih dikenal dengan sebutan Romo Kyai Hasan. Lahir di Tirtoyudo Malang, 01 September 1970 Putra dari H. Syaifuddi Abbas.
Ia kemudian meraih Strata Satu (S1) Jurusan Hukum Islam di Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga
Pada November 2018, saya dipanggil ke pusat (Jakarta) untuk mendengar pengumuman lomba desa di tingkat nasional yang difasilitasi oleh DPMG Aceh. Alhamdulillah, saat itu kita meraih juara II tingkat nasional bidang penguatan pembangunan
Tgk, Munir juga menjelaskan, pengembangan benih padi IF8 di Meunasah Rayeuk, mulanya melibatkan lima orang di bawah bimbingannya. Kemudian generasi muda di gampong juga dididik untuk bisa membimbing para petani lainnya di gampong setempat
Di dayah ini beliau mempelajari berbagai disiplin ilmu keislamanseperti ilmu tauhid (teologi), fiqh, tafsir, hadits, ilmu bahasa, mantiq dab tashawuf, khususnya dalam mazhab imam syafi’i
Ia dan gampong yang dipimpinnya mendapat sejumlah penghargaan karena berhasil mengelola dana desa untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat petani melalui Badan Usaha Milik Gampong (BUMG