KH. Musta’in Romly adalah putra kedua KH. Romly Tamim, lahir di Rejoso pada tanggal 31 Agustus 1931 dan sejak kecil beliau mendapat didikan langsung dari kedua orang tuanya.
Syeikh Mahfudz At-Tarmasi memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada ayahnya, KH. Abdullah. Beliau belajar Al-Qur’an, Fathul Mu’in, Fathul Wahhab, Syarah As-Syarqowiyah Al-Hikam dan tafsir Al-Jalalin hingga sampai surat Yunus saja.
KH. Nuruddin Amin atau yang akrab disapa Gus Nung lahir di Jepara, 7 Agustus 1967. Beliau dibesarkan dalam lingkungan Nahdliyin yang kental. Ayah beliau bernama KH. Amin Sholeh, seorang tokoh Nahdlatul Ulama yang mempunyai pengaruh yang kuat di masyarakat. KH. Amin Sholeh pernah menjabat sebagai Rois Suriah PWNU Jawa tengah dan seorang pendiri Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri.
KH. Moh. Baqir Adelan lahir pada tanggal 30 Agustus 1934 M. Atau 19 Jumadil Ula 1354 H. di desa Kranji kecamatan Paciran kabupaten Lamongan putera ke 6 dari 12 bersaudara.
Les pratiques et les prières sont des éléments essentiels dans la vie humaine, surtout pour les personnes religieuses qui croient en la puissance divine. La prière sert de soutien pour résoudre divers problèmes avec la conviction que l'aide d'Allah SWT, qui possède des qualités sublimes, viendra.
KH. Slamet Abdul Kholiq atau yang biasa dipanggil dengan KH. Abu ‘Amar lahir di Desa Pengkol, Kaligawe, Pedan, Klaten. Beliau merupakan keturunan dari para ulama pejuang. Ayahnya bernama KH. Abdul Ghoniy bin KH. Maulani bin KH. Muqoyyad bin KH. Muqdi (Mukowi) bin KH. Fatuhuddin Makam Gumantar.
KH. Muhammad Sholih Tsani bernama kecil Muhammad Nawawi. Beliau lahir di Desa Rengel, Tuban, pada tahun 1254 H. Ayahnya bernama Madyani (KH. Abu Ishaq) dan ibunya bernama Rosiyah binti KH. Muh. Sholih Awal.
KH. Ma’ruf Zubair lahir pada tanggal 22 Mei 1958 M (3 Dlulqo’dah 1377 H) di Sarang. KH. Ma’ruf Zubair tidak menikmati indahnya kasih sayang dari Sang Ayahhanda karena di usianya yang masih sangat belia, beliau ditinggal wafat sang Ayahhanda, KH. Zubair Dahlan.
Ketika berumur tujuh tahun Kyai Dahlan dan keluargnya pindah ke Yogyakarta untuk mengadu nasib. Di sinilah perjalanan Kyai Dahlan di mulai. beliau memulai sekolah di SR (Sekolah Rakyat) di Suryodinatan.
KH. Chudlori lahir di Tegalrejo. Beliau merupakan putra kedua dari sepuluh bersaudara, dari pasangan K. Ikhsan dan Ibu Mujirah.