Di samping aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, Abu Tumin juga sangat peduli dalam hal berbangsa dan bernegara. Dalam kesibukannya yang luar biasa, beliau masih menyempatkan diri menganalisa keadaan bangsa dan memberikan solusinya.
Nama lengkap beliau KH Ahmad Hafiduddin bin Usman Basyaiban, yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Kyai Hafid Nogosari (gelar Nogosari karena beliau tinggal dan juga wafat di desa Nogosari) beliau berasal dari Desa Brongkal Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang.
Kiai Baidhawi lahir di Banyumas, Jawa tengah, pada tahun 1898 M. Ayahnya, Kiai Asro, merupakan kiai yang sangat terkenal di Banyumas. Salah seorang cucu Kiai Asro adalah KH. Saifuddin Zuhri, mantan Menteri Agama Republik Indonesia periode 1961-1967 yang juga mertua Gus Solah.
Syaikh Ibrahim al-Fathani lahir kota suci Makkah pada 1320 H/1902 M. Ia merupakan putra dari Syaik Daud ibn Abdul Qadir ibn Abdullah ibn Idris al-Fathani. Jika diruntut, nasabnya masih bertemu dengan Syaikh Daud ibn Abdullah al-Fathani, salah seorang ulama Patani (
KH. Abdul Kholiq Hasyim adalah Pengasuh Pesantren Tebuireng ke-5 yang memimpin selama 13 tahun, sejak 1952-1965. Beliau cukup disegani masyarakat, karena selain alim dalam fikih dan tasawuf, beliau juga memiliki ilmu kanuragan yang cukup tinggi. Sehingga dengan ilmunya itulah beliau maju dan bertempur melawan kolonial Belanda.
Mbah Kiai Abdullah Faqih bin Umar, Ulama Pejuang dari Ujung Timur Pulau Jawa
Syekh Sholeh Al Ja'fari lahir pada tanggal 10 Jumadil Akhir 1328 H, di Desa Wilayah Dunqula Sudan, Afrika Timur.
KH. Ya'qub Hasyim merupakan putra ketiga dari pasangan KH. Hasyim Asy’ari dengan Bu Nyai Masruroh.