KH. Badruzzaman lahir di Biru pada tahun 1900. Beliau adalah putra kelima dari sembilan bersaudara. Bapaknya bernama KH. Raden Muhammad Faqih bin Kyai Raden Bagus Muhammad Ro’i yang lebih populer dengan panggilan "Ama Biru (Sesepuh Biru)"
Setelah mendapat ijazah thariqat beliau kembali ke Kota Padang dan mendirikan sebuah Pesantren yang bernama Bustanul Muhaqqiqin di Lubuk Begalung, Padang. Sebuah pesantren yang terdiri dari beberapa surau dan asrama. banyak murid yang mengambil ilmu di pesantren tersebut bahkan juga santri-santri dari Aceh.
KH. Anas Abdul Jamil beliau adalah ulama besar dari Buntet Cirebon, Pengasuh pesantren Buntet, dan Muqoddam Tarekat Tijaniyah di Cirebon.
Karena kiprahnya di dunia pendidikan Islam, di tahun 2007, panitia penyelenggara Dubai International Qur’an Award menetapkan Syekh Ali Ash-Shabuni sebagai Personaliti of The Muslim World.
Syekh Arsyad Thawil lahir di Desa Lempayung, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang Banten pada Zulkaedah 1255 H/Januari 1840 M. Riwayat lain menyebut beliau lahir tahun 1263 H/1847 M. Tidak ada yang tahu persis, namun dibatu nisan tempat wafatnya di Manado tertulis beliau lahir tahun 1851 M.
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yang akrab dengan sapaan Datuk Kalampayan lahir di Lok Gabang, Martapura, Kalimantan Selatan pada tanggal 15 Safar 1122 H/17 Maret 1710 M.
Syekh Fadhil Banten atau Syekh KH. Fadhil bin Haji Abu Bakar Al-Bantani dilahirkan di Banten, Jawa Barat sekitar tahun 1287 Hijrah/1870 Masihi dan meninggal dunia di Bakri, Muar, Johor pada 29 Jamadilawal 1369 Hijrah/18 Maret 1950 M, dikebumikan di Batu 28 Langa, Muar.
Pada masa transisi kemerdekaan, KH. Dahlan Kholil juga aktif dalam perlawanan melawan penjajah. Kala itu, Darul Ulum menjadi markas Laskar Hisbullah dan Laskar Hizbul Wathon. Bahkan adik beliau, Bisri Kholil juga turut bergabung menjadi bagian dari Laskar Hizbullah.
Di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia KH. Zahid merupakan salah satu tokoh yang sangat dicari oleh belanda dan juga sekutu, kuatnya pengaruh KH Zahid sangat ditakuti oleh pihak belanda, terutama pada masa-masa Agresi Militer Belanda.
Gus Wafi memulai pendidikannya dengan belajar langsung kepada sang ayah dan para guru di Madrasah Ghozaliyyah Syafi'iyyah. Wafi kecil tumbuh dengan budi pekerti yang baik dan memiliki kepedulian keilmuan yang tinggi.