Tubagus Sholeh Ma’mun bin Tubagus Syekh Ma’mun adalah seorang ulama Banten yang lahir dari pasangan Syekh Ma’mun dan Nyai Salhah. Beliau, KH. Tubagus Sholeh Ma’mun lahir di Kampung Kaujon, Desa Kaujon Kota Serang pada tahun 1923.
KH. R. Ma’mun Nawawi memulai pendidikannya dengan belajar di pesantren yang diasuh oleh Tugabus Bakri bin Seda (Mama Sempur) di Plered Sempur Bandung.
Tumbuh di lingkungan yang sarat akan ilmu agama membuat beliau berkembang menjadi sosok yang memiliki ilmu agama yang mendalam. Tidak tanggung-tanggung, di usia yang baru menginjak 14 tahun, beliau sudah hafal Al-Qur’an.
KH. Tubagus Asyari, Pesantren Ar-Rohmah Bakom, Bogor
KH. Syathori terlahir dari keluarga ulama dan bangsawan. Darah ulama mengalir dari jalur ayahnya KH. Sanawi bin Abdullah bin Muhamad Salabi dari Lontang Jaya. KH. Sanawi adalah seorang ulama penghulu yang merintis berdirinya Pondok Pesantren Dar Al-Tauhid dengan mendirikan langgar (mushala).
Pada 1970, Kyai Ahmad Bagdja melengkapi gelar kesarjanaannya dengan melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta (IKIP Jakarta) yang sekarang bernama Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Syekh Abdullah Mudzakir, atau yang akrab dengan sapaan Mbah Mudzakir, di kalangan pesantren sudah cukup dikenal. Tak heran bila banyak santri datang ke makamnya untuk berziarah, walaupun makamnya terletak di tengah laut.
KH. Dzikron Abdullah Semarang, Beliau adalah anak kedua dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama KH. Abdullah Dainurry dan ibunya bernama Nyai Fatmah.
KH. Musthofa lahir pada Tahun 1930 M di Desa Tambakrejo, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan.
Sejak kecil, beliau diasuh dan besarkan dalam kultur keagamaan yang sangat kuat. Karena beliau berasal dari keluarga agamis, maka beliau belajar ilmu agama pertamanya dari kelaurga terdekat, yakni kedua orang tuanya.