Kyai Badruddin muda kemudian ke Kalioso, tempat kelahiran para leluhurnya. Di sana, beliau mendirikan dan juga mengajar sebuah sekolah yang bertempat di serambi Masjid Kalioso.
Syekh Mas’ud Kawunganten adalah pengasuh Pesantren Al-Barokah Salafiyyah. Beliau juga merupakan Ulama NU.
Setelah pulang dari pondok, KH. Munif Muhammad Zuhri langsung disuruh ngajar di pondok pesantren yang di didirikan oleh kakeknya yang bernama Syekh KH. Muhammad Hadi. Beliau mengasuh Pesantren Girikusumo menggantikan kakaknya KH. Nadzif Zuhri dan aktivitas keseharian beliau dihabiskan untuk mengajar santri-santrinya.
Disamping beliau memimpin sekolah, beliau juga melanjutkan pengajian Bapak Mertua bersama KH. Ibnu Chajar bin KH. Mudzakir yaitu pengajian kitab Ihya’ ‘Ulumuddin, Kitab Sahih Bukhori dan banyak lagi kitab-kitab lain yang diajarkan kepada para Santri beliau.
Nama lengkapnya adalah KH. Abdul Rasyid Ramli, lahir dari pada tahun 1922 di Kampung Mangga, Tanjung Priok dari keluarga sederhana. Ayahnya bernama H. Ramli bin H. Sa`inan dan ibunya bernama Hj. Jahariah binti H. Jahari (dikenal dengan nama Guru Ja`ang).
Gus Muwafiq memiliki ciri khas bersuara lantang dan berambut gondrong. Soal rambutnya yang gondrong, dalam salah satu wawancara dengan media, beliau menceritakan bahwa sudah sejak kecil membiarkan rambutnya gondrong.
KH. Munasir Ali lahir pada tanggal 2 Maret 1919 M. di Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Beliau merupakan putra Lurah di Desa Modopuro Haji Ali dengan Ibu Hasanah.
Pada tahun 1989, Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub., M.A bersama keluarganya mendirikan Pesantren Darussalam di desa kelahirannya, Kemiri, Batang.
Setelah belajar sekitar 13 tahun di Pesantren An Nida, KH. Mahfudz Asirun pun meminta izin kepada Syekh Muhajirin untuk benar-benar pulang kampung untuk melanjutkan dan mengembangkan ta’lim yang sudah beliau rintis sejak lama.
Sebagai salah satu pengasuh Pesantren Lirboyo, KH. M. Anwar Manshur sangat perhatian dan telaten kepada santri-santrinya baik putra maupun putri. sering kali KH. M. Anwar Manshur menasehati para santrinya agar rajin dalam belajar dan tekun dalam beribadah untuk senantiasa mensucikan hati dan pikiran agar ilmu yang sedang di pelajari mudah di terima.