INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Sekembalinya dari Tanah Suci pada 1962, Tuan Guru Haji (TGH) Turmudzi Badaruddin yang telah bergelar haji mewujudkan mimpinya membangun sebuah Pondok Pesantren di Tanah Lombok. Sejak saat itu, beliau mengajarkan agama kepada para santri dari tingkat dasar atau diniyah hingga ke tingkat perguruan tinggi.
Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar As-Segaf lahir di Besuki, Situbondo, Jawa Timur pada 16 Dzulhijjah tahun 1285 H atau bertepatan dengan tanggal 30 Maret 1869 M. Ayah beliau bernama Habib Muhammad bin Umar As-Segaf.
KH. Moch Khozin, beliau adalah ulama besar dan memiliki banyak murid/santri, selain sebagai pengasuh Pesantren Al-Hamdaniyah,Sidoarjo beliau juga pendiri pesantren Al-Khoziny Sidoarjo.
KH. Chamzah Ismail, Pesantren Bahauddin Al-Ismailiyah, Sidoarjo
Selain itu, Hasjmy juga dicatat sebagai budayawan dan sejarawan, yang kemudian melahirkan gagasan tentang Dunia Melayu Raya, sebuah gagasan yang menjelaskan dimana di semenanjung Nusantara, ada sebuah titik pertemuan identitas yang bernama M
KH. Damanhuri atau biasa dipanggil orang Pandeglang Abuya Daman lahir di Kp.Cidahu Cadasari, Pandeglang, Banten pada tahun 1920. putra kedua Atau adik dari Hj.Siti Badriah dari pasangan yang bernama Arman bin Armani dan seorang ibu bernama Nyai Sanami.
KH. RA. Memed, beliau adalah pendiri Pondok Pesantren Darul Hidayah, Bandung, keilmuan beliau dari pesantren Sukamanah Tasikmalaya hingga pesantren Tebuireng Jombang dibawah asuhan KH. Hasyim Asy'ari.
Biografi KH. Badrus Sholeh Syakur beliau adalah pengasuh pesantren Bahauddin An-Nidhomiyah, Sidoarjo
KH.Nursaman, lahir di Tangerang pada tanggal 11 bulan April Tahun 1958. Beliau merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan bapak Junedi dan ibu Nafsiah, dan adiknya bernama Ahmad Nawawi.
KH. Zubair juga merupakan bagian terpenting dari para kyai NU, khususnya wilayah Rembang dan Jawa Tengah. Beliau senantiasa setia dengan bangsanya. Menurut Ulum, sang kiai senantiasa menanamkan rasa cinta Tanah Air kepada keluarga dan murid-muridnya. Semangat “Hubbul wathan minal iman” tersebut kemudian diwarisi oleh putranya, KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.