KH. Aniq Muhammadun atau yang kerap disapa dengan panggilan KH. Aniq lahir pada 30 Desember 1952 di Pondohan, Tayu, Pati.
KH. Abdul Hamid Baidlowi lahir di Lasem pada tanggal 30 Desember 1945. Beliau adalah putra KH. Baidlowi Lasem yang merupakan salah seorang pendiri NU.
KH. Soekandar atau yang kerap dipanggil dengan sapaan KH. Yasin dilahirkan sekitar tahun 1890-an di desa Cebolek kecamatan Margoyoso kabupaten Pati.
Menurut Naskah Mertasinga, awalnya yang ditetapkan sebagai pengganti Syarif Hud adalah Syarif Hidayatullah. Tetapi karena Syarif Hidayatullah memilih menyebarkan ajaran Islam ke tanah Padjajaran, jabatan penguasa Kota Ismailiyah diserahkan kepada adiknya Syarif Nurullah.
KH. Muntaha Al-Hafizh ikut memberi sumbangan dalam pemikiran Islam dengan membentuk "Tim Sembilan" yang terdiri dari Kyai-kyai muda dari Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah, yang bertujuan untuk menyusun Tafsir Al-Maudhu'i (tematik) dalam bahasa Indonesia.
KH. Abdul Wahab Chasbullah merupakan salah satu ulama besar pelopor pendiri Nahdlatul Ulama (NU)yang sangat berjasa di negara ini . Beliau meupakan orator ulung, ahli politik, pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia
KH. Madiyani Iskandar adalah pendiri Jamiyah Istighotsah di Gadingrejo, pelopor Khataman Bin-Nazhar di Wilayah Gadingrejo (bersama dengan Ustadz Najib (alm) dan Ustadz Salim (alm), dan penasihat ISHARI Ranting Gadingrejo.
KH. Ahmad Ghozali, beliau dilahirkan pada tanggal 7 Januari 1959 M di sebuah kampung bernama Lanbulan desa Baturasang Kec. Tambelangan Kab. Sampang, Jawa Timur. KH. Ahmad Ghozali merupakan salah satu putra dari pasangan Muhammad Fathullah dan Zainab Khoiruddin.
KH. Abdul Ghofir Nawawi adalah pendiri Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi'iyah Banuroja, Gorontalo. KH. Abdul Ghafir Nawawi Bin Kiai Nawawi bin Murda’i bin Salam, lahir di Cirebon, pada Senin Pahing 27 Oktober 1947 M atau bertepatan dengan 17 Ramadhan 1366 H, beliau putera dari Kiai Nawawi dan Siti Maryam.
KH. Ahmad Bhusaeri beliau adalah anak kedua dari enam bersaudara hasil dari pernikahan H. Musa bin Salwa dengan Hj. Syafi’ah binti Ramunah beliau dilahirkan pada tahun 1923 M.