Salah satu tokoh pendakwah yang sangat terkenal di tanah Betawi di era penjajahan Belanda adalah KH. Muhammad Mughni bin Sanusi bin Qais atau sering di sebut dengan nama Guru Mughni.
Setelah ayahandanya wafat, Abuya Muhtadi Dimyathi melanjutkan kepemimpinan pesantren. Beliau menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Roudotul 'Ulum Cidahu, Pandeglang.
KH. R. Asnawi lahir pada tahun 1281 H / 1861 M. di kampung Damaran Kota Kudus. Beliau merupakan putra pertama dari H. Abdullah Husnin seorang pedagang konveksi tergolong besar di Kudus pada waktu itu, dengan ibu. R. Sarbinah.
KH. Ali Syibromalisi Ulama Nahdlatul Ulama Betawi Jakarta
KH. Bajuri Yusuf dilahirkan di Lebak Sangkapura Pulau Bawean Gresik Jawa Timur pada 20 Maret 1950 dari pasangan Kiyai Yusuf Zuhri dengan Nyai Muthiyah.
KH. Ahmad Makhdum Zein, beliau lahir di Kaliwungu, Kendal bertepatan pada hari selasa 17 Sya’ban 1347 Hijriah atau 29 Januari 1929. Beliau berasal dari keluarga terkemuka di daerahnya. Kedua orang tua beliau adalah guru ngaji dan dibesarkan dilingkup pesantren.
KH. Abdul Aziz Munif beliau adalah ulama kharismatik dari Sidoarjo dan pengasuh pesantren Bahrul Hidayah Sidoarjo.
Masa anak-anak Nyai Rara Santang dihabiskan di Istana Galuh Kawali, akan tetapi setelah ayahnya diangkat menjadi Raja seluruh tanah Sunda, beliau kemudian hijrah ke Istana baru Kerajaan Pajajaran di Pakwan. Istana baru tersebut dikenal dalam sejarah dengan nama Istana Sang Bhima Narayan.
KH. Muhammad Yusuf dilahirkan di Kampung Cipangkurang, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikukur, Kabupaten Lebak, pada tanggal 2 Juni 1920. Beliau putra kedua dari lima bersaudara, yaitu Sudjai (aim), Muhammad Yusuf, Suhaeni, Suhenda, K.H. Roiyah, dan K.H.M. Samsuri (di Lampung). Ayahnya bernama KH. Mukri dan ibunya Hj. Siti Saodah.