KH. Muhammad Amnan lahir di Trenggalek dan dibesarkan dari kalangan keluarga yang agamis. Sejak kecil ia diasuh dan dididik agama langsung oleh kakeknya yang merupakan seorang ulama. Di usianya yang baru tujuh tahun, Kiai Amnan diajak ibunya pindah ke Pacitan dan di sana ia belajar di Pondok Pesantren Termas asuhan KH. Dimyati.
TGH. Abhar Muhyiddin adalah salah satu mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah melalui jalur KH. Mustain Romli Jombang yang kemudian ia sebar luaskan ajarannya ke wilayah Pugutan, Lombok Barat (sekarang Mataram).
Nyai Subang Larang merupakan legenda wanita yang berperan besar terhadap penyebaran agama Islam di wilayah Pasundan (Sunda).
TGH. Abdul Halim dilahirkan di desa Sesele pada pertengahan abad ke-19. Terkait tahun tepatnya ada perbedaan riwayat, ada yang mengatakan ia lahir pada tahun 1845 M, dan ada yang meriwayatkan pada tahun 1853 M.
KH.R. Ghufron Ali Imrony beliau di lahirkan di Jember pada tanggal 27 Desember 1921, putra pertama KHR. Aliyuddin dan Nyai Sa‟diyah. KH. R. Ghufron Ali Imrony, Pendiri Pesantren Tanjung Rejo Situbondo
KH. Ahmad Munir Adnan lahir pada tahun 1932 M di Bojonegoro, beliau putera dari ulama terkenal dari Bojonegoro Syaikh KH. Abu Dzarrin dan ibu Nyai Hj. Asmanah.
Nama lengkap beliau Muhammad Shalih ibn Umar as-Samarani lahir di Desa Kedung Jumbleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara pada sekitar tahun 1820 /1235 H, dengan nama Muhammad Shalih
Sultan Malik Ash-Shalih adalah seorang pendiri Dinasti Ash-Shalihiyyah atau yang dikenal dengan Kesultanan Samudera Pasai, sebuah dinasti Islam pertama di Kawasan Asia Tenggara.
KH. Abdul Aziz Husein lahir pada tahun 1970, tepatnya tanggal 15 Desember di Kota Jakarta kelurahan Tebet Barat kecamatan Tebet Jakarta Selatan, dari orang tua yang bernama H. Muhammad Husein dan Hj. Martini.