INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
KH. Asmuni Syamsuri merupakan pendiri Pondok Pesantren Asy-Syamsuriyah yang berada di Desa Jagalempeni, Kecamatam Wanasari Kabupaten Brebes.
Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa atau lebih dikenal dengan Mundzir Al-Musawa atau Munzir lahir pada 23 Februari 1973 di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.
KH. Muhammad Zuhri bin KH. Amin atau lebih dikenal dengan sebutan KH. Emed, lahir di kampung Cigodeg Desa. Tambiluk Kec. Petir Kabupaten Serang pada tahun 1898.
Tubagus Hamdi, nama pemberian ayahnya yakni, KH. Tb. Ma’ani Rusydi lahir pada 14 September 1964, di Kananga, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, dari ibu Hj. Endah Humaedah, yang sebelumnya telah melahirkan putera sulungnya yaitu, Tubagus Zidni.
Syekh Hasan Habannakah dilahirkan pada tahun 1908 di Maidan, Damsyik, Syria, dari sang ibu bernama Khatijah, sorang wanita solehah berasal dari al-Kiswah di selatan Damsyik 16KM dari bandar Damsyik.
Imam Al-Bushiri adalah seorang ulama sufi dan pengikut thariqoh, semasa hidupnya beliau memiliki gelar Syarafuddin (kemulyaan agama). Dalam ilmu tasawuf berguru kepada Syaikh Abul Abbas Al-Mursi, pemegang matarantai thariqoh Syadziliyah pasca wafatnya Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili.
Biografi Prof. Dr. AG. H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A Ulama Nahdlatul Ulama Tangerang Jawa Barat
KH. Ridwan Abdullah tidak memiliki pesantren. Beliau adalah seorang pendakwah dan pengajar yang pindah sari satu tempat ke tempat yang lain. Dari satu desa ke desa yang lain, dari satu kampung ke kampung yang lain.
KH. Bachri Basyiron mendirikan dengan peletakan batu pertama pada pertengahan tahun 1955 atas titah sang guru, KH. Ma’shum Lasem. Suatu ketika, setelah boyongan dari Pesantren Al-Hidayah Lasem-Rembang, Jawa Tengah.
Syekh Abdul Karim disebut sebagai salah satu di antara tiga kyai utama yang memegang peranan penting dalam pemberontakan rakyat Banten di Cilegon pada tahun 1888. Dua tokoh kunci lainnya adalah KH. Wasyid dan KH. Tubagus Ismail.