KH. Bajuri Yusuf dilahirkan di Lebak Sangkapura Pulau Bawean Gresik Jawa Timur pada 20 Maret 1950 dari pasangan Kiyai Yusuf Zuhri dengan Nyai Muthiyah.
KH. Ahmad Makhdum Zein, beliau lahir di Kaliwungu, Kendal bertepatan pada hari selasa 17 Sya’ban 1347 Hijriah atau 29 Januari 1929. Beliau berasal dari keluarga terkemuka di daerahnya. Kedua orang tua beliau adalah guru ngaji dan dibesarkan dilingkup pesantren.
Masa anak-anak Nyai Rara Santang dihabiskan di Istana Galuh Kawali, akan tetapi setelah ayahnya diangkat menjadi Raja seluruh tanah Sunda, beliau kemudian hijrah ke Istana baru Kerajaan Pajajaran di Pakwan. Istana baru tersebut dikenal dalam sejarah dengan nama Istana Sang Bhima Narayan.
KH. Muhammad Yusuf dilahirkan di Kampung Cipangkurang, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikukur, Kabupaten Lebak, pada tanggal 2 Juni 1920. Beliau putra kedua dari lima bersaudara, yaitu Sudjai (aim), Muhammad Yusuf, Suhaeni, Suhenda, K.H. Roiyah, dan K.H.M. Samsuri (di Lampung). Ayahnya bernama KH. Mukri dan ibunya Hj. Siti Saodah.
KH. Abdurrahman lahir di kampung Suburan Mranggen Demak tahun 1872 M. Ayahnya Kiai Kasidin yang dikenal juga dengan KH. Qosidil Haq merupakan seorang guru ngaji.
KH. Moch. Djamhari Ghozali Anwar merupakan ulama thariqah sekaligus Muassis Pondok Pesantren An-Nur, Trisono, Babadan, Ponorogo, Jawa Timur. Ia lahir dari pasangan suami istri Muhammad Darman dan Nyai Satinem dari Desa Banaran, Delopo, Madiun.
KH. Nuril Huda pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2004-2010 di era Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
KH. Anang Sya'rani Arief dilahirkan sekitar tahun 1914, di Kampung Melayu, Martapura. Sejak kecil beliau sudah dididik ilmu keagamaan Islam dari orang tua beliau sendiri yang terkenal alim dan saleh.
KH. Muhammad Amnan lahir di Trenggalek dan dibesarkan dari kalangan keluarga yang agamis. Sejak kecil ia diasuh dan dididik agama langsung oleh kakeknya yang merupakan seorang ulama. Di usianya yang baru tujuh tahun, Kiai Amnan diajak ibunya pindah ke Pacitan dan di sana ia belajar di Pondok Pesantren Termas asuhan KH. Dimyati.
TGH. Abhar Muhyiddin adalah salah satu mursyid Thariqah Qadiriyah wa Naqsabandiyah melalui jalur KH. Mustain Romli Jombang yang kemudian ia sebar luaskan ajarannya ke wilayah Pugutan, Lombok Barat (sekarang Mataram).