Umat Islam yang berpuasa berkewajiban menjauhi segala hal yang membatalkan puasa. Jika di tengah-tengah puasanya, mereka sampai menerjang hal-hal yang membatalkan puasa, maka puasanya akan batal dan berkewajiban mengqadhanya.
Hikmah melaksanakan ibadah puasa ramdhan dapat diperoleh dengan meningkatkan amal ibadah. Keutamaan dan hikmah menjalankan ibadah puasa bulan ramdhan kembali pada pribadi orang yang berpuasa.
Bagi yang hari ini berpuasa sunnah atau wajib (puasa qada ramadhan)? Sahabat, tahukah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam jelas menyatakan puasa berbeda dengan amalan lainnya, dan bahkan tak ada satu pun amalan yang dapat menyamai ibadah puasa.
Puasa rukunnya hanya dua, yaitu berniat dan meninggalkan semua yang bisa membatalkan puasa. Niat artinya al-Qashd, yakni menyengaja dan bertekad dalam hati untuk melakukan sesuatu tanpa keraguan sedikit pun. Semua ibadah harus dilaksanakan dengan ikhlas.
Ketika orang junub di malam hari ramadhan, baik karena mimpi basah maupun karena hubungan badan, atau karena onani, kemudia belum madi hingga masuk subuh, apakah puasanya sah.
Sya’ban bulan mulia dan kebiasaan Nabi SAW. pada bulan Sya’ban adalah berpuasa sunnat. Hanya saja terdapat beberapa hadis mengenai puasa sunnat ini dianggap bertentangan antara satu hadis dengan hadis lainnya. Rasulullah SAW. bersabda:
LADUNI.ID, Tidak batal. Namun menurut Imam Nawawi membatalkan puasa.
LADUNI.ID, Diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa, sekalipun hal itu terjadi berulang-berulang. Asalkan makanan yang keluar dari perutnya tersebut tidak ditelan lagi dan diharuskan berkumur.
LADUNI.ID, Ya harus mengetahui, untuk mendapatkan pahala yang dijanjikan.
LADUNI.ID, Menurut pendapat yang kuat, ia tidak termasuk meninggal dalam keadaan maksiat.