Malahayati adalah salah satu tokoh perempuan paling luar biasa dalam sejarah Nusantara, terkhusus Aceh. Namanya melekat erat dengan keberanian dan kecerdikannya sebagai pemimpin militer dari Kesultanan Aceh. Di masanya, ia memegang jabatan tertinggi sebagai seorang laksamana, menjadikannya perempuan pertama di Nusantara yang menduduki posisi tersebut.
Dalam hal ini, berbagai pandangan muncul mengenai pemberontakan tersebut. Beberapa di antaranya berpendapat bahwa pemberontakan ini terjadi sebagai kelanjutan konflik antara ulama dan uleebalang; pendapat ini sebagaimana dijelaskan oleh Ali Sastroamidjojo mengenai pemberontakan kepada anggota Dewan
Sebuah selebaran penawaran perjalanan haji terdokumentasikan bertahun 1888 menarik untuk diketahui, bagaimana perjalanan haji pada waktu itu?
Kerajaan Khmer, sebuah kekaisaran Hindu-Buddha yang didirikan pada tahun 802 Masehi oleh Jayawarman II, dikenal sebagai salah satu kerajaan agraris terbesar dalam sejarah Asia Tenggara. Berpusat di wilayah yang kini menjadi Kamboja, kerajaan ini memancarkan pengaruhnya hingga ke kawasan yang sekarang mencakup Laos, Thailand, dan Vietnam.
Bahwa tidak ada jabatan yang perlu dipertaruhkan secara mati-matian. Gus Dur memang dilengserkan secara inskonstitusional, namun jiwa besarnya dalam melindungi masyarakat dari potensi terjadinya perang saudara tidak bisa dibendung.
Isu perusahaan asing yang selalu mengancam Pemerintah Indonesia jika kepentingannya tidak terpenuhi ternyata benar adanya. Bahkan ancaman berbentuk intimidasi atau menakut-nakuti pernah dialami oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid.
Pada rentang tahun 805 hingga 822 Masehi, muncul seorang influencer Muslim yang memiliki dampak besar dalam kehidupan masyarakat Baghdad dan peradaban Islam di Andalusia.
Tahun kesepuluh kenabian dikenal dengan sebutan “Tahun Duka Cita” (‘Amul Huzn). Disebut begitu karena di tahun ini istri Nabi SAW, Khadijah binti Khuwailid r.ha, dan pamannya, Abu Thalib wafat meninggalkan beliau.
Kita telah sama-sama mengetahui bahwa Kekhalifahan Abbasiyah dan Kekaisaran Bizantium telah lama berkonflik dalam memperebutkan wilayah perbatasan di Anatolia (Asia Kecil). Meskipun pada tahun 834 Masehi kedua belah pihak sempat menandatangani perjanjian damai, ketegangan tetapp ada.
Di masa Al-Mu’tasim, perubahan besar terjadi dalam lingkup pemerintahan, terutama dalam bidang militer. Al-Mu’tashim mengambil suatu langkah strategis dengan cara membangun aliansi dengan bangsa Turki. Keputusan ini tidak hanya mengubah wajah militer Abbasiyah pada masa itu, tetapi juga membawa dampak besar terhadap struktur kekuasaan dalam istana.