Setiap wilayah di Indonesia memiliki sosok pahlawan yang berjasa besar dalam memperjuangkan kebebasan bangsa dari tangan penjajah. Hal ini juga berlaku bagi wilayah Kepulauan Riau, yang memiliki sejarah kaya dengan tokoh-tokoh penuh inspirasi.
Pada masa kolonial, perbudakan adalah bagian tak terpisahkan dari sistem ekonomi yang berlaku. Baik pemerintah colonial Belanda maupun Inggris memanfaatkan tenaga kerja budak untuk menjalankan berbagai proyek dan mendukung perekonomian perkebunan.
Sebagaimana diuraikan dalam buku Madinah: Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad SAW, Zuhairi Misrawi mengatakan, setidaknya ada tiga hal dasar yang dilakukan Rasulullah SAW dalam membangun peradaban pada fase Madinah.
Perang Tabuk merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang mencerminkan kebijakan strategis dan diplomasi Rasulullah SAW. Perang ini terjadi pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah (630 Masehi).
KH Bisri Syansuri merupakan figur kiai pejuang, yang aktif dalam organisasi perjuangan. Pecahnya Perang Dunia II dan pendudukan Jepang membawa keprihatinan tersendiri bagi KH Bisri Syansuri.
Dayah adalah lembaga pendidikan tertua di Aceh yang mempunyai peranan penting dalam proses tumbuh dan berkembangnya pendidikan Islam di Nusantara.
Sebelum berdirinya kota Samarra, Baghdad telah menjadi sebuah pusat pemerintahan Abbasiyah yang sangat ramai dan dinamis. Namun, meningkatnya ketegangan antara rakyat Baghdad dengan pasukan Turki yang semakin dominan dalam struktur Abbasiyah menimbulkan kekhawatiran.
Setelah Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah r.a., Allah SWT memberikan rezeki beberapa orang putra dari Sayyidah Khadijah r.ha. Mereka itu adalah Al-Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulsum, dan Fathimah.
Pada masa penjajahan Hindia Belanda, Batavia merupakan nama ibu kota yang menjadi simbol kekuasaan kolonial. Namun, pada tanggal 30 Desember 1949 Masehi, nama Batavia secara resmi diubah menjadi Jakarta. Tanggal ini memiliki makna penting dalam sejarah Indonesia, menandai langkah besar dalam menghapus warisan kolonial dan memperkuat identitas nasional.
Ibnu Jauzi menyebutkan bahwa ada 216 Sahabat Wanita Yang meriwayatkan hadis dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Yang sebagian dari istri Nabi dan sebagian yang lain adalah berstatus sebagai Sahabat. (Juhud Al-Mar'ah fi Nasyr Al-Hadits Wa Ulumihi. Dr. Ifaf binti Abdul Ghafur)