Sejarah

 

Benarkah Salah Satu Pedang Rasulullah SAW Berasal Dari Nusantara?

Bangsa Arab dan Nusantara sebenarnya sudah lama saling berhubungan dalam perdagangan internasional. Bahkan tercatat sejak sebelum tahun seribu Masehi keduanya sudah saling berhubungan. Selain rempah-rempah, ada satu komoditas yang cukup penting dalam percaturan perdagangan internasional pada masa itu,

Tahun 750-753 M: Sang Pelarian yang Menjadi Raja, Abdurrahman bin Muawiyah di Andalusia

Saat pedang-pedang tentara Abbasiyah telah berhasil membabat habis keluarga Bani Umayyah, ternyata ada seorang pemuda yang berhasil selamat dan melarikan diri dari kediamannnya di desa Dier Khinan, Syam. Pemuda ini bernama Abdurrahman bin Muawiyah, ia melaarikan diri bersama keluarga dan saudaranya Hisyam bin Abdul Malik ke desa yang berada di tepian Sungai Eufrat.

Tahun 750-751 M: Transisi Masa Kekuasaan Kekhalifahan Islam dari Dinasti Umayyah ke Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti paling berpengaruh dalam sejarah Islam, yang menandai periode penting dalam perkembangan peradaban Islam dan dunia. Berdiri pada tahun 750 M setelah berhasil menggulingkan Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah membawa perubahan besar dalam struktur pemerintahan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

Wirid Kesukaan Sunan Bonang Dan Pengarang Tembang Tombo Ati

Sunan Bonang mempunyai nama asli Syekh Maulana Makhdum Ibrahim anak dari Raden Ali Rahmatullah Sunan Ampel bin Syekh Ibrahim Asmaraqandi. Syekh Ibrahim Asmaraqandi kakek Sunan Bonang memiliki nama asli Ibrahim Al-Ghazi bin Jamaluddin Husein merupakan ulama terkemuka keturunan Turki-Persia dari daerah Samarkand, di negeri Uzbekistan.

Bukit 'Almond Bersalju' di Saudi, Jejak Agung Nabi Musa AS

Mendengar nama Bukit Al-Lauz Ats-Tsalaji, ingatan kita mungkin langsung melayang pada kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, bersama sejumlah menteri beberapa waktu lalu. Bukit yang dalam bahasa Indonesia berarti Bukit Almond Bersalju ini termasuk salah satu bukit tertinggi di Arab Saudi, dengan ketinggian mencapai 2.600 meter di atas permukaan laut.

Tahun 661-750 M: Pilar Kejayaan dan Kemajuan Peradaban Islam di Era Dinasti Umayyah

Setiap peradaban yang mampu bertahan selama berabad-abad tentu memiliki faktor-faktor kunci yang berkontribusi terhadap ketahanannya. Salah satu faktor utama adalah pencapaian yang diraih oleh peradaban tersebut. Bagaimana suatu peradaban diterima oleh masyarakat dan apa yang dilakukan oleh para pemimpin memainkan peranan penting dalam keberlanjutannya.

Tahun 743-750 M: Masa Keruntuhan Era Kekuasaan Bani Umayyah

Sebelumnya, kita telah membahas tentang bagaimana kekuasaan Bani Umayyah mulai melemah di berbagai wilayah. Artikel ini akan menjadi penutup dari kisah panjang kekhilafahan Bani Umayyah di tanah Arab. Melalui rangkaian peristiwa yang penuh dengan intrik politik, pemberontakan, dan pertempuran, kita akan melihat bagaimana dinasti yang pernah berjaya ini akhirnya menemui akhir yang tak terhindarkan.

KH Agoes Ali Masyhuri: Penting Berguru pada Sejarah Agar Cerdas Bersikap

Sejarah merupakan elemen krusial dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sejarah dipelajari dan dikembangkan menjadi sebuah disiplin ilmu yang mendalam. Sejarah tidak hanya berfungsi sebagai catatan masa lalu, tetapi juga sebagai cermin yang memberikan wawasan bagi kehidupan masa depan.

Tahun 1948-1949 M: Kisah Djuwari Tukang Panggul Panglima Besar Jendral Sudirman

Djuwari, seorang pria berusia 82 tahun yang pernah menjadi tukang panggul Panglima Besar Jenderal Sudirman, seolah terlupakan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-64. Pria renta ini tinggal di dusun Goliman, di desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kediri.

Tahun 724-743 M: Melemahnya Eksistensi Kekuasaan Bani Umayyah di Masa Hisyam bin Abdul Malik

Di mulai dari masa khalifah Yazid bin Abdul Malik (Yazid II) dan kemudian kita akan menelusuri semakin dalam, masalah apa yang menggerogoti rasa kepercayaan umat muslim kepada pemerintah Bani Umayyah di masa khalifah selanjutnya yaitu Hisyam bin Abdul Malik.