INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Sungguh, aku mengkhawatirkan kalian atas dua hal: pertama, terlalu berangan-angan kosong; kedua, mengikuti hawa nafsu. Terlalu berangan-angan akan melupakan kehidupan akhirat dan mengikuti hawa nafsu akan menutup pintu kebenaran.
Baru saja Nabi Adam AS bersenang-senang makan buah, berjatuhanlah seluruh perhiasan Syurga. Tidak ada yang menempel di tubuhnya selain mahkota yang ada di kepala. Tidak ada yang bisa dipakai untuk menutup auratnya kecuali daun-daun yang berguguran di Syurga.
“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Kitab Fathul Bari, jilid VII, hlm. 308, bahwa musyawarah penentuan tahun baru Islam (kalender hijriah) ini terjadi tahun 17 H, yaitu tahun keempat kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab.
Masih ingat dengan Abu Muslim Al-Khurasani? Salah seorang panglima perang Bani Abbasiyah yang sangat kuat dan cakap dalam bertempur. Beberapa orang pada masa itu menyebutnya Al-Hajjaj nya Bani Abbasiyah, kita dulu telah membahas bagaimana kejamnya Al-Hajjaj kepada orang-orang di Kuffah dan Basrah, nah ini ada versi lainnya dari orang tersebut.
Sepuluh tahun merdeka dari genggaman penjajahan, Indonesia mengadakan pemilihan umum (pemilu) untuk pertama kalinya pada tahun 1955. Pemilu tersebut menggunakan sistem multipartai, yaitu diikuti 172 peserta partai politik. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu peserta dari ratusan partai politik tersebut. Hasilnya sungguh sangat memuaskan.
Dalam konteks sejarah, Abu Abbas As-Saffah adalah khalifah pertama Dinasti Abbasiyah, yang naik takhta setelah mengalahkan Bani Umayyah. Abu Al-Abbas As-Saffah memainkan peran kunci dalam revolusi yang menggulingkan Dinasti Umayyah dan mendirikan Dinasti Abbasiyah pada tahun 750 M.
Di zaman kolonial, kaum Arab, Tionghoa, dan India menempati kasta kedua setelah kaum Eropa. Mereka ditempatkan dalam perkampungan khusus sesuai etnis, yaitu Kampung Arab, Pecinan dan Pekojan (berasal dari kata Khauja atau maulana alias tuan). Kampung mereka dipisahkan dan diberi jarak agar tidak ada pembauran antara pendatang dengan kaum pribumi
Bangsa Arab dan Nusantara sebenarnya sudah lama saling berhubungan dalam perdagangan internasional. Bahkan tercatat sejak sebelum tahun seribu Masehi keduanya sudah saling berhubungan. Selain rempah-rempah, ada satu komoditas yang cukup penting dalam percaturan perdagangan internasional pada masa itu,
Saat pedang-pedang tentara Abbasiyah telah berhasil membabat habis keluarga Bani Umayyah, ternyata ada seorang pemuda yang berhasil selamat dan melarikan diri dari kediamannnya di desa Dier Khinan, Syam. Pemuda ini bernama Abdurrahman bin Muawiyah, ia melaarikan diri bersama keluarga dan saudaranya Hisyam bin Abdul Malik ke desa yang berada di tepian Sungai Eufrat.