Setelah Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah r.a., Allah SWT memberikan rezeki beberapa orang putra dari Sayyidah Khadijah r.ha. Mereka itu adalah Al-Qasim, Abdullah, Ibrahim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulsum, dan Fathimah.
Nabi Syits (Sheth) tidak disebutkan secara khusus dalam Al-Quran, tetapi dia disebutkan dalam beberapa riwayat dan tradisi yang ada dalam agama Islam.
Pada masa fitnah, ketika ketegangan internal dan perseteruan politik merebak, ekspansi pasukan Muslim terhenti. Fokus perhatian bergeser dari upaya perluasan ke wilayah baru menjadi pemeliharaan terhadap wilayah yang telah mereka kuasai.
Afrika Utara memiliki peran yang tak terbantahkan dalam penyebaran agama Islam, daerah ini nantinya menjadi pangkalan awal yang penting bagi ekspansi ke Tanah Eropa. Wilayah yang meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia,Tripoli, Libya, dan Mesir telah menjadi pusat penting dalam sejarah Islam.
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, nama Soekarno menjadi salah satu sosok yang tak terpisahkan. Beliau bukan hanya seorang pemimpin politik yang karismatik, tetapi juga seorang filosof yang kaya akan pemikiran dan visi untuk Indonesia.
Pada tahun 1780, Tanjung Padang Tikar dibuka oleh seorang yang bernama Pak Ude Muse, keturunan Bugis Melayu Deli.
Memang, dalam berbagai literatur, ada banyak jejak Nabi Muhammad menggunakan merah-putih dalam berbagai dinamika kehidupannya. Panji-panji yang kerap dibawa pasukan Rasulullah SAW saat pembebasan (perang) misalnya, warnanya merah-putih.
Taktik yang dipakai oleh Belanda untuk menundukkan orang Aceh adalah dengan menggunakan senjata membunuh rakyat yang melawan, dan bahkan mengeksekusi para ulama yang menolak untuk bekerja sama dengan mereka.
Bandara ini pada awalnya bernama Mosovu yang berarti “Tanah Berdebu”, namun setelah kunjungan Presiden Soekarno pada 10 Oktober 1957, Bung Karno mengubah namanya menjadi Bandara Udara Mutiara.
Setelah Syeikh Abdurrauf wafat pada malam Senin tanggal 23 Syawal 1106 H (1695M), ketegangan kembali muncul mengenai struktur pemerintahan Aceh di bawah pemerintahan ratu, yang telah berlangsung selama 54 tahun sejak Safiatuddin Syah (1641-1675M).