Kaum Khawarij memiliki ideologi yang ekstrim pada masa itu, salah satu doktrin yang mereka sebarkan ke masyarakat bahwa Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ary adalah kafir. Peristiwa yang mendasari pemikiran mereka itu adalah perjanjian Majlis Tahkim diselesaikan bukan dengan Al-Quran dan Hadis.
Oleh karena itu perlu diketahui makna kata ‘Adam’ sebagai cikal bakal umat manusia yang pertama. Menurut Ahmad Ibn Faris Ibn Zakaria dalam bukunya Mu’jam Maqayis Al-Lughah menyatakan bahwa dinamakan Adam karena penciptaan fisiknya diambilkan dari bahan di muka bumi yaitu tanah.
Belajar di dayah tidak membutuhkan banyak uang. Inilah yang menjadi faktor penting bagi masyarakat yang secara ekonomi tidak mampu. Rakyat bisa belajar di dayah meskipun sangat miskin. Umumnya, dayah-dayah tidak membebankan murid-murid untuk membayar uang pendidikan.
Demak muncul pertenggahan akhir abad ke-15 Masehi, munculnya kerajaan baru tersebut sangat mengherankan, karena Demak letaknya tidak didaerah yang subur, sebelah Utara terbentang daerah rawa yang sangat luas dan daerah Demak sering sekali dilanda banjir.
Peristiwa sejarah periode khalifah pertama Bani Umayyah, yakni Muawiyah bin Abi Sufyan, sungguh menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Dalam rentang waktu ini, terdapat banyak peristiwa penting yang membentuk arah peradaban Islam dan dunia pada masa itu.
Dalam beberapa sejarah tercatat bahwa, sejak pertama kali Islam datang ke Aceh, bahwa tidak terdapat lembaga pendidikan lain kecuali dayah. Lembaga ini telah menghasilkan beberapa sarjana terkenal dan pengarang yang produktif.
Dayah telah banyak mengabdi kepada rakyat Aceh terutama dalam hal menghasilkan pemimpin masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan agama. Orang-orang tersebut telah memainkan peran yang penting dalam membina komunitasnya dalam bidang keyakinan dan praktik agama.
Ketika Belanda ke Aceh, terdapat beberapa dayah yang telah berdiri di kawasan tersebut. Ketika perang meletus, dayah memainkan peranan penting dalam perlawanan rakyat Aceh. Sultan dan para uleebalang tidak sanggup menjalankan roda kepemimpinan, jadi para tentara ingin pemimpin lain untuk melanjutkan perlawanan dalam rangka mempertahankan tanah air mereka.
Dalam upaya menghindari pertumpahan darah lebih lanjut, Majlis Tahkim diadakan sebagai forum mediasi oleh tokoh-tokoh netral, dengan tujuan menemukan solusi adil untuk mengakhiri konflik dan memulihkan stabilitas politik serta persatuan umat Islam.
Pasca peristiwa Perang Jamal yang dipimpin oleh Ummul Mukminin, kondisi pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib mulai stabil. Sesuai dengan apa yang direncakan oleh Khalifah Ali, rencana selanjutnya adalah membuat perundingan dengan Muawiyah bin Abu Sufyan yang saat itu beserta rakyatnya belum mengakui kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.