Perang pertama antara pasukan Muslim dan Romawi di laut memperlihatkan babak penting dalam sejarah konflik antara dunia Islam dan Kekaisaran Romawi Timur.Selain itu, peristiwa ini mencerminkan perubahan dramatis dalam lanskap politik dan militer kawasan tersebut selama periode awal ekspansi Islam.
Pembentukan armada angkatan laut pertama pada masa Utsman bin Affan merupakan respons strategis terhadap tuntutan zaman.Armada ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan wilayah, tetapi juga sebagai sarana untuk memperluas pengaruh Islam di lautan, menegaskan kehadiran dan kekuatan dunia Islam di panggung internasional.
Peristiwa sejarah yang terjadi antara tahun 656 hingga 661 M, memiliki pengaruh besar dalam pengembangan peradaban pada masa itu. Dalam periode ini, berbagai peristiwa penting terjadi dan mempengaruhi jalannya sejarah.
Sebagaimana yang tertulis dalam sejarah bahwa, sebelum dikenal dengan sebutan Meulaboh, dahulunya kawasan tanjung ini bernama Pasi Karam. Penyebutan Meulaboh diduga kuat terkait dengan letaknya yang berdekatan dengan laut sehingga menjadikannya sebagai kawasan pelabuhan yang strategis.
Para pendahulu mencatat hari kelahiran putra-putri mereka pada salah satu halaman salinan kitab (manuskrip) yang mereka miliki. Dijelaskan bahwa, Almarhum Syaikhu Masyayikhina Al-Muhaqqiq Al-Kabir Al-‘Allamah Abu Fihr Mahmud Muhammad Syakir (1327-1418 H/1909-1997 M) pernah menuturkan bahwa ayahnya telah mencatat hari kelahirannya pada halaman depan naskah salinan Al-Futuhat Al-Makkiyah.
Dalam buku, Singa Atjeh, yang juga karya H. M. Zainuddin (1957) disebutkan bahwa nama Idi bermula dari kata “Ma Ie Dhiet” yang kemudian dalam perlembagannya tinggal disebut Idi saja.
Adalah Stephen Oppenheimer pakar genetik dan struktur DNA Oxford University Inggris yang memiliki keyakinan bahwa induk peradaban dunia di muka bumi dimulai dari tanah Nusantara yang kini bernama Indonesia. Keyakinannya itu kemudian dituangkan dalam karyanya yang berjudul “Eden in the East” yang terbit pada tahun 1999.
Salah satu bentuk ijtihad para santri pejuang adalah mendirikan Laskar Hizbullah. Melalui organisasi militer yang dibentuk pada zaman Jepang tersebut, sedikit banyak para santri mengenal tata militer modern. Seperti halnya penggunaan senjata ringan, pelatihan fisik dan mental, serta teori-teori militer dasar lainnya.
Ada salah satu daerah di sebelah barat Indonesia yang dikenal dengan nama Pidie. Kadang-kadang daerah ini juga disebut dengan Pedir. Sejarah telah mencatat kegigihan bangsa Pidie dan kemudian diabadikan dalam sebuah buku lama yang ditulis oleh sejarawan yang bernama M. Junus Djamil.
Ternyata sebelum kedua Abdul Ghaffar itu, ada seseorang yang tercatat lebih dahulu merekam Makkah dan Madinah dalam format fotografi. Sebuah iklan pameran foto dengan catatan tahun 1881 mencatat penjualan 12 (dua belas) foto yang dibuat oleh Muhammad Sadiq Bey alias Mohammad Sadig Pasha.