Peristiwa-peristiwa bersejarah di belahan dunia antara lain di Jazirah Arab, Nusantara, Timur Tengah, Mesir, Eropa, dan Cina meninggalkan dampak besar terhadap peradaban yang kita kenal sekarang.
Dalam sejarah perpolitikan elite NU, mulai Orde Lama, Orde Baru hingga Masa Reformasi pasca Orde Baru, banyak sekali ditemui sikap politik yang dilakukan oleh para elite NU yang dianggap ambigu dan ambivalen oleh sebagian masyarakat yang tidak memahami NU.
Pada tahun 641 M, dunia terkesima oleh peristiwa besar yang akan membentuk ulang wajah politik dan budaya kawasan Mediterania Timur. Alexandria, kota megah yang telah lama menjadi pusat perdagangan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, menjadi saksi dari sorotan sejarah yang mencengangkan, penaklukan oleh Pasukan Islam.
Ada kisah menarik di balik penulisan Kitab Tafsir Faidhur Rahman. Pada akhir tahun 1800-an, pemerintah Kolonial Belanda tidak melarang umat Islam mempelajari Al-Qur’an, namun tidak untuk diterjemahkan.
Tema dalam bagian ini termasuk pendahuluan penting yang harus dikaji sebelum membahas lebih jauh Sirah Nabi SAW, beserta segala ketetapan, fenomena, dan hikmah yang dikandungnya. Sebab, bagian ini memuat fakta yang kerap dipalsukan oleh “musuh-musuh” Islam yang sering kali membiaskan faktanya.
Penaklukan Mesir oleh pasukan Islam pada tahun 639-640 Masehi mencerminkan peran strategis dalam ekspansi kekhalifahan Arab pada masa awal Islam. Konteks historis pada periode tersebut mencatat penyebaran cepat kekhalifahan di bawah kepemimpinan Khalifah Umar ibn al-Khattab, yang memberikan perhatian khusus pada ekspansi ke wilayah-wilayah baru.
Beberapa peristiwa menarik di belahan dunia terjadi antara tahun 632 hingga 634 M, antara lain di wilayah Jazirah Arab, Nusantara, Timur Tengah, Eropa, dan Cina. Peristiwa ini memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah masing-masing wilayah tersebut.
Sejarah dunia Islam tidak pernah terlepas dari berbagai kisah tragis. Perebutan kekuasaan terjadi di berbagai wilayah. Jika kita menelaah kembali sejarah Islam di Timur Tengah, maka kita akan menemukan kenyataan yang menggambarkan fakta tersebut.
Muhammad SAW adalah penutup para nabi. Karena itu tidak mungkin dan tidak akan pernah ada nabi sepeninggalnya. Ini adalah fakta dan ketentuan dari Allah SWT. Kenyataan ini juga telah menjadi kesepakatan umum (ijma') kaum Muslim dan prinsip agama yang harus diyakini.
KH. Achmad Siddiq mengatakan bahwa seruan dan ajakan pemerintah ini patut dipertimbangkan dengan wajar, pikiran jernih, dan keseriusan berdasarkan kaidah agama Islam.