Kasultanan Islam Malaka di Johor menguasal perdagangan dan pelayaran Asia Tenggara saat diperintah Sultan Mahmud Syah sefa 1488 M, menggantikan ayahnya Sultan Alaudin Syah.
Selain kedalaman ilmu agamanya, Kiai Abbas dikenal seantero tanah Jawa sebagai seorang pendekar karena kedigdayaan dan kesaktiannya. Kesaktian Kiai Abbas ini sejak awal diketahui oleh Hadlratusyekh KH. Hasyim Asy’ari. Diceritakan sekitar tahun 1900-an pada awal pendirian Pesantren Tebu Ireng.
Masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah sering kali dipenuhi dengan dinamika politik yang kompleks dan intrik kekuasaan, terutama pada masa kepemimpinan khalifah Al-Amin dan Al-Makmun. Kedua putra Harun Ar-Rasyid ini mewarisi kerajaan yang luas dan berpengaruh, namun perbedaan kararter serta visi mereka membawa dinasti tersebut ke dalam salah satu konflik internal paling dramatis dalam sejarah Islam.
Masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid dikenal sebagai puncak kejayaan Dinasti Abbasiyah. Ia dikenal sebagai pemimpin yang sholeh, dermawan, dan taat beragama, yang sering sekali disandingkan dengan sifat Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah karena sifat-sifat kebijaksanaannya.
Dinasti Abbasiyah, yang berpusat di Baghdad, mengusai wilayah yang sangat luas dan mulietnis, di mana umat Muslim hidup berdampingan dengan berbagai komunitas nonmuslim, seperti Yahudi, Nasrani, Zoroaster, dan kelompok agama lainnya.
Pertempuran berkecamuk di Surabaya dan dengan cepat menyebar hingga ke wilayah-wilayah sekitarnya. Jombang, salah satu titik strategis dalam peta pertempuran, kini berada dalam lingkaran bahaya. Penduduk mulai meninggalkan kota, mencari tempat yang lebih aman. Keadaan begitu genting, Jombang terlalu beresiko untuk ditinggali.
Pada masa Jepang dulu, ada dua ulama besar yang harus mendapat pengawasan khusus. Jepang melakukan pengawasan tersebut setelah keduanya dibebaskan karena memang tidak terbukti bersalah.
Sementara tentara Jepang yang lain, menodongkan senjata pada Mbah Yai Khusen dan teman-temannya. Tiba-tiba senjata yang ditodongkan ke arah Mbah Yai itu meleleh seperti dipanaskan. Tentara-tentara itu pun kaget dan ikut-ikutan lari terbirit birit.
Pada tanggal 21 Oktober 1945, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang waktu itu berkedudukan di Surabaya bersama dengan konsul-konsul NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di kantor Pengurus Besar Ansor Nahdlatul Ulama (PB ANO atau sekarang disebut Gerakan Pemuda Ansor) di Jalan Bubutan Vl/Z Surabaya.
Beberapa dekade lalu, masih banyak pihak yang belum mengakui peran santri, kyai, dan NU dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan resolusi jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari tidak diakui, bahkan sengaja ditutupi dan dilupakan.