Berbagai tulisan yang akan disajikan akan menggunakan referensi otoritatif dari berbagai kitab sirah karya para ulama. Selanjutnya, Sirah Nabawiyah ini juga dimaksudkan agar kita mengenal dengan baik Rasulullah SAW dan meneladaninya dalam setiap aspek kehidupan.
Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa para ulama, kyai, sayyid atau habib, santri, mereka semua mempunyai peran penting dalam membina patriotisme bangsa dan menanamkan jiwa nasionalisme.
Bahwa tidak ada jabatan yang perlu dipertaruhkan secara mati-matian. Gus Dur memang dilengserkan secara inskonstitusional, namun jiwa besarnya dalam melindungi masyarakat dari potensi terjadinya perang saudara tidak bisa dibendung.
Syaikh Nawawi Al-Bantani adalah panutan dan tokoh intelektual bagi para ulama di Banten dalam mengobarkan perlawanan terhadap Belanda, bahkan juga inspirasi bagi segenap muridnya dari Nusantara.
Dari sini, bisa diketahui bahwa nasab Sayyidah Aminah bertemu dengan nasab Sayyid Abdullah, ayah Rasulullah di nama Kilab. Begitu pun dengan ibu Sayyidah Aminah, semuanya bermuara pada satu sumber, yaitu Nabi Ismail AS.
Selama di penjara itu beliau menghabiskan waktunya dan berhasil menulis Al-Quran dengan tulisan tangan dari hafalannya. Tulisan tersebut terbukti akurat dan tidak ditemukan kesalahan sedikit pun ketika dibandingkan dengan Al-Quran yang telah dicetak belakangan.
Habib Umar bin Hafidz adalah sosok Muballigh yang sangat kharismatik. Kedatangannya di Indonesia dinanti oleh jutaan umat Islam Indonesia. Kedekatan beliau dengan Indonesia bisa dibilang sangat istimewa. Ada cerita menarik di baliknya.
Nabi SAW pernah bercerita jarak kejayaan islam dan Nabi SAW hanya 36 tahun. Banyak riwayat yang secara detail menceritakan bahwa nantinya cucu Nabi SAW yaitu Sayyid Husein terbunuh disuatu tragedi yang bernama karbala juga sudah diberikan bocoran oleh malaikat Jibril jauh sebelum tragedi itu terjadi.
Pada masa Rasulullah melaksanakan ibadah umrah terjadi perjanjian antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy yang disebut dengan perjanjian Hudaibiyah.
Berbeda dengan tradisi di negara-negara Arab yang menjadikan hari raya Idul Adha sebagai perayaan paling besar dan paling meriah, di Indonesia kaum Muslimin menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya yang paling penting dan dirayakan dengan sangat meriah, sehingga pemerintah pun menjadikannya libur nasional dengan waktu paling lama dibandingkan hari libur lainnya.