Isu perusahaan asing yang selalu mengancam Pemerintah Indonesia jika kepentingannya tidak terpenuhi ternyata benar adanya. Bahkan ancaman berbentuk intimidasi atau menakut-nakuti pernah dialami oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid.
Pada rentang tahun 805 hingga 822 Masehi, muncul seorang influencer Muslim yang memiliki dampak besar dalam kehidupan masyarakat Baghdad dan peradaban Islam di Andalusia.
Tahun kesepuluh kenabian dikenal dengan sebutan “Tahun Duka Cita” (‘Amul Huzn). Disebut begitu karena di tahun ini istri Nabi SAW, Khadijah binti Khuwailid r.ha, dan pamannya, Abu Thalib wafat meninggalkan beliau.
Kita telah sama-sama mengetahui bahwa Kekhalifahan Abbasiyah dan Kekaisaran Bizantium telah lama berkonflik dalam memperebutkan wilayah perbatasan di Anatolia (Asia Kecil). Meskipun pada tahun 834 Masehi kedua belah pihak sempat menandatangani perjanjian damai, ketegangan tetapp ada.
Di masa Al-Mu’tasim, perubahan besar terjadi dalam lingkup pemerintahan, terutama dalam bidang militer. Al-Mu’tashim mengambil suatu langkah strategis dengan cara membangun aliansi dengan bangsa Turki. Keputusan ini tidak hanya mengubah wajah militer Abbasiyah pada masa itu, tetapi juga membawa dampak besar terhadap struktur kekuasaan dalam istana.
Madrasah Al-Shaulatiyah, Tempat Nyantri Hadhratush Syaikh Mbah KH. M. Hasyim Asy’ary di Mekkah
Salah satu yang menarik adalah hubungannya dengan Jenderal L. B. Moerdani. Pertemuan Gus Dur dengan Benny Moerdani pada tahun 1975 dalam sebuah upacara
Dinasti Thahiriyah merupakan salah satu dinasti yang muncul pada masa Daulah Abbasiyah di sebelah timur Baghdad, yang lebih tepatnya berpusat di wilayah Khurasan dengan ibu kota Naisabur. Dinasti kecil ini didirikan oleh Thahir bin Husain pada tahun 821 Masehi dan bertahan hingga tahun 873 Masehi.
Ia bukan saja sebagai ibu rumah tangga tapi ia juga bertindak sebagai pengatur strategi pertempuran sehingga taktiknya tersebut dapat memporak porandakan pertahanan pasukan Belanda yang sedang berpatroli dan merampas senjata serta amunisi mereka yang akan digunakan untuk memperkuat persenjataan pejuang muslimin
Ketika Rasulullah SAW dan para pengikutnya menghadapi berbagai siksaan dan intimidasi, datang utusan pertama dari luar Makkah menemui Rasulullah SAW untuk mempelajari Islam. Mereka adalah orang Nasrani Abisinia yang jumlahnya lebih dari 30 orang.