Sejarah

 

Ulama dan Umara Mengancam Merajalelanya Maksiat di Aceh

 Sebab, mereka akan sangat mudah memperoleh alkohol. Pada tahun 1986, di awal-awal ke- pemimpinan   Ibrahim   Hasan   sebagai   gubernur   Aceh,   ulama   Aceh menuntut pelarangan jual beli PORKAS (lotre) di Aceh. Lottre tersebut dijual secara luas dan karcis-karcisnya di jual di propinsi lain.

Lahirnya dan Berkembangnya Tarekat di Aceh

Regenerasi spiritual masyarakat Aceh merupakan tujuan ulama. Setelah Aceh mendapatkan status Daerah Istimewa, para ulama terlibat dalam membangun keistimewaan daerah ini dalam bidang agama.

Lahirnya Da'i Kondang dari  Dayah

Dakwah mereka sangat diminati oleh masyarakat khususnya mereka yang menetap di kampung ketimbang dakwah yang  dilakukan oleh  da‟i lulusan sekolah umum atau  madrasah, termasuk lulusan dari IAIN-IAIN. Pada awal tahun Orde Baru, Tgk. M. Daud Beureueh melaksanakan safari ke wilayah Aceh untuk berceramah tentang Islam.

Pasca M.  Daud  Beureueh  Turun Gunung

Semenjak terjadi pemberontakan, banyak kegiatan pendidikan terbengkalai, karena situasi yang tidak mendukung. Dengan diadakan  pengajaran, banyak    tokoh    masyarakat    Aceh,    terutama Beureunuen dan sekitarnya, yang datang belajar pada Tgk. Daud Berueueh.

Lahirnya Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA).

Dalam hal ini, berbagai pandangan muncul mengenai pemberontakan tersebut. Beberapa di antaranya berpendapat bahwa pemberontakan ini terjadi sebagai kelanjutan konflik antara ulama dan uleebalang;    pendapat    ini    sebagaimana    dijelaskan  oleh Ali Sastroamidjojo    mengenai    pemberontakan    kepada    anggota    Dewan

Lahirnya Muhammadiyah di Aceh

Teuku Nyak Arief dan Teuku Muhammad Hasan merupakan dua orang diantara mereka. Teuku Nyak Arief telah menunjukkan rasa simpatik dengan pergerakan nasional Indonesia, meskipun masih sebagai anggota dalam Dewan Rakyat (Dutch Volksraad).

Rekonsilidasi Ulama untuk Rakyat Aceh 

Tujuan mereka adalah menyatukan rakyat Aceh dalam melawan para penjajah dan membangun kembali kehidupan masyarakat khususnya dalam bidang ekonomi dan intelektual. Namun demikian, Belanda melarang organisasi tersebut, menuduh anggota-anggotany sebagai komunis, dan mencoba untuk menangkap mereka. 

Komitmen Ulama terhadap Sosial-Politik Keacehan

Menurut pendapat ulama, Islam tidak hanya terdiri dari urusan ibadah belaka, tetapi juga mencakup lembaga-lembaga dan sistem; karena itu pemerintahan harus dijalankan oleh penduduk sendiri. Negara juga harus memiliki kejelasan wilayah kekuasaannya. Dengan demikian, agresi penjajah pemerintah   Belanda   telah   melanggar   sistem-sistem   yang   mana diyakini bagian dari ajaran Islam.

Dayah Sekolah bagi Masyarakat

Asisten guru dipilih dari murid, mereka bekerja secara sukarela tanpa bayaran. Mengajar kawan sebaya mereka adalah salah satu proses yang dilalui ketika belajar di dayah, dan kegiatan ini dipandang sebagai ibadah. Keadaan inilah yang menjadikan agak mudah bagi masyarakat untuk memperoleh kesempatan belajar.

Dayah Mendidik dan Melahirkan Ulama serta Generasi Ikhlas

Sebagai agen pembangunan, lulusan dayah nampaknya memainkan peran intelektual yang telah membawa ide-ide segar kepada masyarakat. Dengan Islam, mereka membentuk tali persaudaraan di kalangan masyarakat Aceh, yang berlandaskan pada konsep persamaan manusia dalam agama, yang dalam masyarakat mereka menemukan adanya pikiran memandang rendah satu sama lain.