Sejarah

 

Lahirnya Muhammadiyah di Aceh

Teuku Nyak Arief dan Teuku Muhammad Hasan merupakan dua orang diantara mereka. Teuku Nyak Arief telah menunjukkan rasa simpatik dengan pergerakan nasional Indonesia, meskipun masih sebagai anggota dalam Dewan Rakyat (Dutch Volksraad).

Rekonsilidasi Ulama untuk Rakyat Aceh 

Tujuan mereka adalah menyatukan rakyat Aceh dalam melawan para penjajah dan membangun kembali kehidupan masyarakat khususnya dalam bidang ekonomi dan intelektual. Namun demikian, Belanda melarang organisasi tersebut, menuduh anggota-anggotany sebagai komunis, dan mencoba untuk menangkap mereka. 

Komitmen Ulama terhadap Sosial-Politik Keacehan

Menurut pendapat ulama, Islam tidak hanya terdiri dari urusan ibadah belaka, tetapi juga mencakup lembaga-lembaga dan sistem; karena itu pemerintahan harus dijalankan oleh penduduk sendiri. Negara juga harus memiliki kejelasan wilayah kekuasaannya. Dengan demikian, agresi penjajah pemerintah   Belanda   telah   melanggar   sistem-sistem   yang   mana diyakini bagian dari ajaran Islam.

Dayah Sekolah bagi Masyarakat

Asisten guru dipilih dari murid, mereka bekerja secara sukarela tanpa bayaran. Mengajar kawan sebaya mereka adalah salah satu proses yang dilalui ketika belajar di dayah, dan kegiatan ini dipandang sebagai ibadah. Keadaan inilah yang menjadikan agak mudah bagi masyarakat untuk memperoleh kesempatan belajar.

Dayah Mendidik dan Melahirkan Ulama serta Generasi Ikhlas

Sebagai agen pembangunan, lulusan dayah nampaknya memainkan peran intelektual yang telah membawa ide-ide segar kepada masyarakat. Dengan Islam, mereka membentuk tali persaudaraan di kalangan masyarakat Aceh, yang berlandaskan pada konsep persamaan manusia dalam agama, yang dalam masyarakat mereka menemukan adanya pikiran memandang rendah satu sama lain.

Maha Karya Ulama Aceh Terkenal di Dunia

Kedua kitab ini ditulis  dalam  bahasa  Melayu  agar  mudah  dipahami,  khususnya bagi murid yang tidak bisa membaca bahasa Arab dengan lancar, tetapi mengerti sampai tingkatan tertentu saja.

Signifikansi Dayah Aceh

Sebagaimana telah dijelaskan, sejak pertama kali Islam datang ke Aceh, bahwa tidak terdapat lembaga pendidikan lain kecuali dayah. Lembaga ini telah menghasilkan beberapa sarjana terkenal dan  pengarang  yang  produktif.  Pada  abad  ke-17,  ketika  masa kejayaan  Kerajaan  Islam  Aceh,  

Teungku Chiek dalam Jenjang Dayah

Karena itu, setelah belajar beberapa tahun secara bertahap, ia akan terjun ke dunia kehidupan  atau  bekerja  sebagai  guru  di  meunasah.  Kebanyakan  dari mereka mungkin menjadi da‟i atau  imam-imam  di masjid-masjid. Sedikit dari mereka yang melanjutkan hingga diakui sebagai ulama dayah.

Pembaharuan Dayah di Aceh

Guru menerangkan teks-teks agama kepada murid- murid yang duduk di sekitar atau di depannya, mendengarkan diskusi dan  berpartisipasi  dalam  kegiatan  tersebut.

Tgk. Kuta Karang Sosok Ahli  Astronomi dan Pertanian Terkenal

Iskandar Muda sendiri mendapat pelajaran militer ketika ia masih muda. Menurut Baihaqi, bermacam pengetahuan agama dan umum telah diajarkan di dayah sebelum masa Perang Belanda-Aceh, termasuk di dalamnya astronomi, kesehatan dan pertanian.