Kedua kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu agar mudah dipahami, khususnya bagi murid yang tidak bisa membaca bahasa Arab dengan lancar, tetapi mengerti sampai tingkatan tertentu saja.
Sebagaimana telah dijelaskan, sejak pertama kali Islam datang ke Aceh, bahwa tidak terdapat lembaga pendidikan lain kecuali dayah. Lembaga ini telah menghasilkan beberapa sarjana terkenal dan pengarang yang produktif. Pada abad ke-17, ketika masa kejayaan Kerajaan Islam Aceh,
Karena itu, setelah belajar beberapa tahun secara bertahap, ia akan terjun ke dunia kehidupan atau bekerja sebagai guru di meunasah. Kebanyakan dari mereka mungkin menjadi da‟i atau imam-imam di masjid-masjid. Sedikit dari mereka yang melanjutkan hingga diakui sebagai ulama dayah.
Guru menerangkan teks-teks agama kepada murid- murid yang duduk di sekitar atau di depannya, mendengarkan diskusi dan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Iskandar Muda sendiri mendapat pelajaran militer ketika ia masih muda. Menurut Baihaqi, bermacam pengetahuan agama dan umum telah diajarkan di dayah sebelum masa Perang Belanda-Aceh, termasuk di dalamnya astronomi, kesehatan dan pertanian.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa dayah-dayah pada masa ini tidak hanya mendidik para murid mereka dalam masalah agama –dalam wilayah yang terbatas-, tetapi juga menyediakan tawaran ilmu pengetahuan lainnya yang dapat menjadikan seseorang mampu mengatur Negara dalam berbagai kapasitas.
Menurut A. Hasjmy, sejarawan lokal terkemuka, setelah Kerajaan Islam Peureulak pertama kali berdiri pada bulan Muharram tahun 225 H. (840 M.), sultan mendirikan beberapa lembaga pendidikan Islam.
Meskipun C. Snouck Hurgronje mengatakan deah (dayah) dan rangkang beberapa kali dalam The Atjehnese-nya, dia tidak membicarakannya secara komprehensif atau memberikan kontribusi yang berarti bagi pemahaman kita mengenai lembaga tersebut.
Pada gilirannya, kejadian ini menunjukkan bahwa kata zawiyah, yang sangat banyak dipakai di Jazirah Arab, kemudian diperkenalkan ke Aceh melalui hubungan tersebut. Kendatipun, dayah dianggap sama dengan pesantren di Jawa dan surau di Sumatera Barat, namun ketiga lembaga pendidikan tersebut tidaklah persis sama, setidak-tidaknya latar belakang historisnya.
Samalanga dan Batee Iliek #13: Tgk Nyak Muda Ali Kobaran Semangat Jihad Menggebu