Secara bahasa Ied artinya kembali, dikatakan ied karena kembalinya hari itu dengan perputaran tahun, atau karena kembalinya rasa gembira dan bahagia tiap datangnya hari tersebut.
Umar mendapati pakaian tebal dari sutera yang dijual, lalu beliau mengambilnya dan membawa kepada Rasulullah saw.
Untuk hal ini masih terjadi konroversi pendapat tentang witir lebih dari sekali. Mereka yang berpendapat witir hanya sekali berpegang kepada hadist, berbunyi: “..tidak,
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami yang menjadi pentarjih dari generasi akhir Madzhab Syafi'i berkata:
Idul Fitri dan Idul Adha adalah waktu istimewa. Karena posisinya yang spesial ini, Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk berduyun-duyun keluar rumah untuk bersama-sama merayakan hari bahagia tersebut.
Shalat id merupakan salah satu sembahyang sunah yang sangat dianjurkan. Shalat id dikerjakan secara berjamaah dengan sejumlah takbir sunah dan bacaan lantang (jahar) surat Al-Quran.
Dalam shalat berjamaah terdapat beberapa aturan main yang sebaiknya dilakukan jamaah, baik laki-laki maupun perempuan agar sesuai dengan tuntutan Rasulullah saw. Di antaranya adalah aturan main soal shaf atau barisan dalam shalat. Dalam sebuah hadits dikatakan sebagai berikut:
Dalam Mazhab Imam Syafi’I sebagai mazhab mayoritas yang dianut oleh masyarakat Indonesi juga berpendapat shalat Tarawih jumlahnya 20 rakaat plus 3 rakaat witir'
“Siapa yang sholat bersama imam hingga selesai, maka dicatat baginya qiyamul-lail (secara sempurna).” (HR. Tirmidzi)