INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional, pemeliharaan, dan pengembangan portal dakwah Islam ini
“Tumpeng” adalah salah satu warisan budaya yang kaya makna dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di Pulau Jawa, Bali, dan Madura. Hidangan berbentuk kerucut ini tidak sekadar sajian kuliner, tetapi juga memiliki filosofi mendalam yang berkaitan dengan kepercayaan, sejarah, dan nilai-nilai kehidupan.
Haji Masagung menjalankan prinsip ini hingga akhir hayatnya. Bahkan, di Multazam, ia berdoa agar dirinya selalu bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan agama.
Acara ini juga menjadi momen penting dengan diresmikannya Pusat Studi Manuskrip Islam Jawa Timur, hasil kolaborasi UNISLA dan Manuskripedia. Pusat studi ini bertujuan menjadi wadah penelitian, digitalisasi, serta konservasi naskah-naskah kuno, khususnya yang berkaitan dengan sejarah Islam di Jawa Timur dan Nusantara.
Ibu Negara Ke-4 Republik Indonesia, Nyai Hj. Dr. (H.C.) Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M.Hum dalam pembukaan Festival Cap Go Meh yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Boen Tek Bio Kota Tangerang.
Presiden Erdogan beserta istri, Emine Erdogan, melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan disambut oleh Presiden Prabowo dengan upacara megah di Istana Kepresidenan Bogor. Kunjungan ini menandai upaya Turki dalam mempererat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara, termasuk dalam bidang perdagangan dan investasi.
Gerakan Green Islam adalah upaya menjaga lingkungan yang berlandaskan ajaran Islam. Ini bukan sekadar tren, melainkan gerakan yang menekankan keseimbangan antara manusia dan alam, sebagaimana diajarkan dalam Islam.
Kopi bukan sekadar minuman yang menemani keseharian banyak orang di dunia, tetapi juga memiliki sejarah yang kaya dalam tradisi Islam, khususnya di kalangan ulama dan sufi. Minuman ini tidak hanya dikonsumsi karena rasanya yang nikmat, tetapi juga diyakini memiliki manfaat bagi kesehatan dan ibadah.
Mungkin tidak sepenuhnya benar, tetapi banyak catatan yang menunjukkan bahwa Baju Koko yang kini diindentifikasi kaum Muslim Indonesia sebagai “Baju Takwa”, ternyata ada yang mengatakan berakar dari pakaian khas pria Tionghoa, Tui-Khim.
Bagi Gus Dur, masyarakat Tionghoa adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Beliau menekankan pentingnya membuka semua pintu kehidupan bagi mereka agar dapat berkontribusi sepenuhnya sebagai warga negara Indonesia.
Hal ini juga refleksi kritis Fadli Zon mengenai politik identitas, nasionalisme, dan tantangan akademis global. Obrolan ini mengungkapkan cara pandang keduanya terhadap dinamika identitas dan negara, serta bagaimana keduanya merenungkan peran sejarah dan budaya dalam membentuk identitas politik.