Tubuh manusia di mana kepentingan ada merupakan tempat jiwa belajar dan sekaligus merupakan penghalang keselamatan (salvation). Kesehatan jasmani seseorang dan keselamatan dari tindakan destruktif itu saling terkait.
Kini, tulisan ini relevan mengingat polarisasi politik yang masih sering terjadi, termasuk di kalangan organisasi berbasis Islam seperti NU. Tantangan menjaga netralitas NU sebagai ormas keagamaan dan menghindari eksploitasi politik tetap aktual.
Sejarawan Singgih Tri Sulistiyono dari Universitas Diponegoro mengungkapkan bahwa ketika Firaun Ramses II wafat pada 12 Juli 1224 SM, lubang hidungnya diisi dengan biji lada. Tindakan ini kemungkinan besar berkaitan dengan tradisi pengawetan jenazah yang lazim dilakukan bagi para Firaun di Mesir Kuno.
Menyiasati atau lebih tepatnya beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin bergerak cepat ini, kita, santri, dan tentunya para kyai harus tanggap dan cerdas dalam menelaah problem sosial, jeli melihat perkembangan informasi, dan arus perubahan zaman.
Seorang pemimpin harusnya mempunyai inner beauty (daya tarik) tersendiri yang bisa menarik perhatian dan mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya.
Kini, saatnya Indonesia menghidupkan kembali spirit Jalur Rempah sebagai simbol keunggulan, persatuan, dan identitas bangsa. Dari aroma rempah yang harum, terangkai kisah tentang Nusantara yang mengubah dunia.
Pada dasarnya, dalam budaya Jawa, guru memiliki makna yang sangat dalam dan penuh filosofi. Kata “guru” merupakan akronim dari dua kata, yaitu “digugu” dan “ditiru”. Makna ini menggambarkan posisi seorang guru yang tidak hanya dihormati karena ilmunya, tetapi juga diteladani dalam sikap dan perilakunya.
Dalam sebuah perhelatan perkawinan di Kota Solo, penulis mengalami sendiri hal itu. Ketika sebuah kelompok band menampilkan permainan lagu Tombo Ati itu secara "modern". Penulis sangat tercengang.
Apabila kita merujuk Al-Qur’an, a-lim yang berjamak a-limuun ialah orang yang punya kelebihan berupa ilmu dan kadar kecerdasan yang dengan itu dia mampu menularkan ayat-ayat Allah dan lebih menonjolkan penampilan keilmuan sebagai orang berilmu.
Pada dasarnya, Indonesia memiliki segala potensi untuk mewujudkan impian menjadi negara maju dan sejahtera pada 2045. Namun, impian ini hanya dapat terwujud jika pemerintah dan seluruh elemen masyarakat bekerja keras mengatasi tantangan yang ada.