Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Said Aqil Siradj, MA menerima gelar bangsawan dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Gelar tersebut diberikan langsung oleh Sinoehoen Kangjeng Soesoehonenan Pakoe Boewono Senapati Ing Ngalanga Ngabdurrachman Sayidin Panatagama XIII, di Keraton Surakarta.
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin mengungkapkan bahwa kemunduran umat Islam juga disebabkan tirani yang tersebar luas sebagaimana mewabahnya penyakit menular dan lebih memprioritaskan kemaslahatan individu atas kemaslahatan umum.
Saat aku diminta bicara dalam forum merespon pemberian gelar Profesor untuk seorang teman, aku mengatakan: “Sebagian kita masih terjebak pada pandangan dikotomistik antara Islam v non Islam, antara bahasa Arab v non Arab. Aku v Dia atau kami v mereka.“
Manakah yang lebih utama: terus tekun menjalankan ibadah sunnahnya atau melayani orang miskin?
Salah satu hobi almaghfurlah Pak Haji Saefullah, Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta/Sekda DKI Jakarta, adalah main bola.
Masyarakat Tionghoa memiliki paguyuban-paguyuban yang menghimpun dana dari para anggotanya. Sehingga, urusan sumbang-menyumbang, mereka sulit dicari tandingannya.
Syekh Ali Jaber yang merupakan ulama kelahiran Madinah, Arab Saudi, ini mengaku sangat nyaman jika dirinya dikawal oleh Banser ketika akan mengunjungi suatu daerah untuk menyampaikan mau’idzoh.
Masih ada orang mempertanyakan, untuk apa gunanya Banser? Kenapa Banser selalu berjaga-jaga saat seorang kiai berceramah di panggung menyampaikan mau’idzoh dan ceramahnya?
Seingat saya, dua kali Habib Muhammad Quraish Shihab enggan menjawab pertanyaan.
Puluhan anak yatim yang berasal dari Desa Rawapanjang dan Desa Bojong baru, Kecamatan Bojonggede mendapatkan santunan dari Ranting Istimewa Nahdlatul Ulama (RINU) Rawabaru Indah dan Majelis Dzikir & Ta’lim Tanbihul Ghofilin Perumahan Taman Raya Citayam.