Syubbanul Wathon, atau yang lebih dikenal dengan “Ya Lal Wathon”, adalah lagu yang begitu lekat di hati masyarakat Indonesia, terutama di kalangan santri dan warga Nahdlatul Ulama (NU).
Memaknai ulang Resolusi Jihad berarti membawa semangat perjuangan dan cinta tanah air itu ke dalam tantangan kekinian, seperti pemberantasan korupsi, peningkatan mutu pendidikan, memperjuangkan keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, serta mengatasi radikalisme dan ekstremisme.
Yang saya sendiri sulit mencoba mengikuti adalah pesan sederhana orangtua saya, "Jangan jadi orang kepinginan". Itulah, mari kita mencoba optimistis dengan terus melakukan ikhtiar, tanpa menyakiti orang lain. Apa pun alasannya.
Untuk menyongsong Indonesia emas 2045, salah satu kunci agar tujuan itu bisa tercapai yaitu dengan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Sebab, bangsa yang berdaulat adalah bangsa yang menjaga rakyatnya dari perpecahan terutama kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk.
Lima kesadaran santri itu adalah: (1) Kesadaran beragama, (2) Kesadaran berilmu, (3) Kesadaran berorganisasi, (4) Kesadaran bermasyarakat, dan (5) Kesadaran berbangsa dan bernegara.
Menjelang peringatan Hari Santri, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah resmi meluncurkan logo dan theme song Hari Santri 2024, yang mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan”.
Adalah semangat resolusi jihad dari KH. Hasyim Asy'ari tersebut juga yang menggerakkan peristiwa heroik di Surabaya pada 10 November 1945. Seruan ini bukan sekadar panggilan agama, tetapi juga tindakan politik yang melibatkan moralitas dan patriotisme.
Salah satu aspek penting dari pandangan Annemarie Schimmel adalah pemahaman Islam sebagai agama yang sarat dengan makna spiritual dan cinta, khususnya melalui ajaran-ajaran tasawuf.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa gerakan politik yang dilakukan oleh sebagian politisi itu tidak berpengaruh signifikan bagi soliditas organisasi NU, walau terkadang memunculkan opini-opini negatif di masyarakat mengenai netralitas NU dalam aspek politik sebagai ormas keagamaan.
Relasi agama dan negara merupakan isu besar dalam sejarah peradaban bangsa-bangsa dunia. Isu ini mendapat perhatian para pemikir politik, agama dan kebudayaan secara sangat serius dari zaman ke zaman.