Fasal ini membahas tentang Perkara-perkara Yang Diharamkan Sebab Hadas dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani.
Sebab-sebab diperbolehkannya tayamum ada tiga : Yang pertama tidak adanya air, yang kedua Sakit, yang ketiga air yang ada hanya sedikit dan dalam keadaan dibutuhkan karena dahaganya makhluk yang dimuliakan.
Fasal ini membahas tentang Syarat-syarat Sah Tayamum dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani.
Fasal ini membahas tentang rukun rukun tayamum dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani.
Fasal ini membahas tentang Perkara-perkara yang Membatalkan Tayamum dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani.
Fasal ini membahas tentang perkara suci yang berasal dari najis dari kitab Safinatun Naja disertai dengan Penjelasan (Syarah) dari kitab Kasyifatus Saja Karangan Imam Nawawi Al Bantani.
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Sempurna, yang memiliki sifat-sifat yang tiada tara. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang dimuliakan oleh Allah dengan berbagai mukjizat yang menakjubkan.
Iman kepada Allah berarti meyakini sepenuhnya bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan Maha Tunggal. Tidak ada makhluk atau entitas yang bisa menyamai-Nya, dan Allah adalah tempat bergantung bagi setiap hamba-Nya.
Iman ini berakar pada keyakinan yang kokoh bahwa Allah akan membangkitkan semua orang yang telah meninggal, terlepas dari bagaimana mereka meninggal—apakah dikuburkan di tanah, tenggelam di lautan, atau mengalami kematian dalam keadaan lainnya.
Imam Sahal berpendapat bahwa salah satu tanda kecintaan kepada Allah adalah kecintaan kepada Al-Qur'an. Kecintaan kepada Allah dan Al-Qur'an juga tercermin dalam kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw. Selanjutnya, kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw ditunjukkan dengan mencintai sunnah (hadis).