Ketika mendengar ayat atau Hadis tentang penyucian hati, orang yang hatinya kotor takkan merasa ada yang salah dengan dirinya, justru dia akan mengoleksi ayat dan Hadis itu sebagai alat untuk mengoreksi orang lain yang menurutnya tak sebaik dirinya.
Dalam kitabnya, Mizan Al-Amal, Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak merupakan bahan pemikiran yang menjadi utama. Kebanyakan karya-karya akhirnya bersifat etis moralitas yang menjamin kebahagiaan sempurna. Teori etika yang dikembangkannya bersifat religius dan sufistik.
Jika diteliti lebih dalam, selain menjadi amalan sunnah, dalam penelitian dunia medis, siwak terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mulut, seperti menghilangkan plak, mencegah gigi berlubang, dan menyegarkan napas.
Kehadiran seorang guru atau mursyid sangat dirasa kewajibannya, karena di dalam proses belajar ilmu ini terdapat beberapa amalan, seperti wirid dan semacamnya yang hanya diketahui oleh seorang guru tersebut.
Salah satu kajian dan praktik dalam tasawwuf adalah bersikap zuhud. Ketika disebut kata zuhud, maka biasanya stereotip yang sering muncul adalah dikaitkan dengan hidup menyepi, menjauhi masyarakat, berpakaian lusuh, tidak memiliki harta dan hal-hal lain yang bersifat menjauhi 'keduniawian'. Padahal pandangan ini belum tentu sepenuhnya benar.
Di dalam seremoni melaksanakan shalat Idul Adha maupun Idul Fitri, biasanya dipandu oleh seseorang yang membaca kalimat tertentu dalam menandai pelaksanaan sesuatunya.
Syaikh Al-Buthi memulai penjelasan dari ucapan 'Amr bin Utsman Al-Makki tentang tasawuf. Amr bin Utsman Al-Makky ditanya tentang tasawuf, "Tasawuf adalah si hamba berbuat sesuai dengan apa yang paling baik pada saat itu."
Secara umum birahi tidak pernah puas. Kenyataannya menunjukan bahwa semakin diperturutkan, ia semakin menjadi-jadi, serupa dengan menggaruk eksim, semakin digaruk semakin enak, tetapi akhirnya luka meradang.
Apa sesungguhnya ikhlas itu? Bagaimana cara menggapainya? Bisa kah kita menggapai ikhlas yang sesungguhnya?
Hakikatnya, langit itu juga mengamalkan dzikir. Tujuan langit menjalani laku kesufian itu, sebagaimana tegas dinyatakan Tuan Syaikh Abdulloh Mubarok bin Nur Muhammad ialah “Budi Utama Jasmani Sempurna”.